Tentang Rindu

Rindu Rindu adalah sebuah nama. Nama seorang wanita yang aku cinta. Wanita yang berhasil mengalihkan pandangan-ku dari wanita yang ak...

Rindu

Rindu adalah sebuah nama. Nama seorang wanita yang aku cinta. Wanita yang berhasil mengalihkan pandangan-ku dari wanita yang aku cintai di masa lalu. Cinta masa lalu yang tak terbalaskan dan menyisakan luka yang tak kunjung sembuh. Aku harap, kehadiran Rindu adalah obat tuk luka-luka hati-ku.

Jika kalian bertanya apa yang aku suka dari Rindu, aku pun bingung harus menjawab apa.

Rindu, orang-nya lucu. Sifat kekanakan dan aura keibuan berbaur menjadi satu. Wanita yang sangat istri-able. Karena, selain bisa membuat suami (entah siapa) bahagia dengan sikapnya, ia juga bisa menjadi ibu yang sangat baik tuk anak-anaknya kelak. Aku jamin itu. Karena aku, sempat membayangkan hidup bersama dengannya membangun keluarga kecil sederhana menjadi keluarga yang luar biasa nantinya.

Kenapa aku suka Rindu? Aku juga tidak tau.

Yang pasti, aku nyaman berada di dekatnya. Aku nyaman bercerita dengannya. Dan aku selalu merasakan rasa nyaman yang berbeda dari wanita-wanita lainnya. Kan, cinta itu soal kenyamanan.

Rindu, usianya memang lebih tua dari-ku. Dia lebih dulu lahir dari-ku. Setelah enam tahun berlalu, lahir-lah aku. Tapi sekali lagi, usia hanyalah sebuah angka. Bukan alasan tuk tak boleh menjalin hubungan cinta. Menautkan hati satu sama lain. Bukan, perbedaan usia bukan halangan tuk menjalin sebuah hubungan. Apabila ada yang berkata ‘tak boleh’, maka dia tak mengerti bagaimana cinta itu bekerja pada hati manusia.

Tapi sayang, aku tak bisa melanjutkan atau harapan-ku tuk hidup membangun keluarga kecil bersamanya sepertinya sirna. Mengapa? Ah, mungkin akan aku ceritakan di postingan selanjutnya. Tidak pada postingan ini.
Rindu, sebuah nama yang aku cintai saat ini. Cinta yang sudah aku pikirkan dengan sangat matang. Bukan sekedar rasa kagum kepada wanita yang terlirik oleh mata.

Aku sempat bertanya juga ketika pertama melihatnya, di tempat kerja. Waktu itu dia sedang interview di tempat-ku bekerja. Aku melihatnya. Wanita yang cantik dan unik. Saat itu, kurasa itu hanya kekaguman-ku semata pada makhluk ciptaan Sang Penguasa. Setelah masuk bekerja. Berbaur menjadi satu. Saling mengenal. Ada keanehan dalam hati-ku. Fokus-ku atau rasa suka-ku pada wanita lain di masa lalu, teralihkan seketika karena satu wanita itu, yang bernama Rindu.

Aku coba yakinkan. Perasaan aneh apa ini. Apakah ini cinta? Atau hanya rasa kagum semata seperti wanita-wanita lainnya yang hanya menjadi penyegar kedua bola mata pria? Setelah lama aku coba pelajari perasaan ini. Ternyata itu adalah rasa cinta. Tak kusangka, tak kukira, rasa cinta itu tumbuh dengan cepat dalam hati-ku. Aku bingung bagaimana menyikapinya.

Tak berani aku mengungkapkan rasa cinta yang telah tercipta. Yang aku lakukan hanyalah, menciptakan sebuah skenario cinta-ku bersamanya. Membuat sebuah perancangan bagaimana kami kan hidup kedepannya, Seperti, ingin membangun bisnis bersama dengan latar belakang kami yang berbeda. Dia ahli dalam menciptakan busana, dan aku bisa memasarkannya dengan jaringan yang aku punya. Kami besarkan bisnis itu, membuka lapangan kerja bagi siapa saja.

Membuat pencapaian-pencapaian setiap tahunnya. Apa saja yang perlu dicapai setiap tahunnya. Tahun pertama mungkin kendaraan pribadi yang bisa melindungi anak dan istri dari hujan dan terik matahari. Tahun kedua mungkin rumah pribadi tempat kami berbagi kasih, menceritakan kisah, menceritakan masalah dan sekaligus mencari solusi. Tahun ketiga mungkin mewujudkan cita-cita kedua orang tua, melaksanakan ibadah ditanah suci. Atau, ini bisa dipindahkan menjadi capaian tahun pertama. Bebas, bagaimana hati kami kedepannya.
Banyak skenario lainnya. Yang akan aku mainkan bersamanya. Ada yang aku ungkapkan tuk bersama diperankan. Ada pula skenario rahasia yang hanya aku yang tau. Skenario sebuah adegan yang kan membuat dia merasa bahagia. Adegan ini akan aku upayakan selalu. Aku bahagia bersamanya, dan aku kan membuat dia selalu bahagia bersamaku.

Diantara skenario yang kubuat. Akan kujelaskan padanya. Bagaimana kita mengantisipasi cinta yang nantinya bisa saja kadaluarsa. Akan aku jelaskan bagaimana cara kita merawat cinta yang telah kita bangun bersama. Tentu itu dengan pembicaraan-pembicaraan yang disepakati bersama. Contoh, ketika ada masalah, jangan sampai amarah sesaat lantas membuat kita mengucapkan kata pisah. Kita sepakati, redakan amarah terlebih dahulu dan kemudian saling bicara dengan baik. Itu satu contoh saja.

Intinya, dalam membangun cerita rumah tangga. Kita terus berpikir, kita terus belajar. Kita kan selalu menemukan alasan-alasan baru tuk tetap saling mencintai.

Karena bagiku, cinta ibarat sebuah bangunan. Kita bangun cinta itu bersama. Setelah membangun, kita akan merawat bangunan itu agar tahan lama dengan sebuah renovasi-renovasi kecil di bagian yang rusak. Dan misalnya, bila masa bangunan sudah habis (perlu dihancurkan), maka kita rubuhkan bangunan cinta itu dan kembali membangun cinta. Bukan dengan orang yang berbeda, Tetap dengan orang yang sama, hanya saja, alasan tuk saling mencintainya yang berbeda. Misalnya jika dulu karena cantiknya wajah, baiknya sikap dan lembutnya tutur kata. Kini alasannya karena, ‘terima kasih untuk selama ini, kisah cinta yang membahagiakan, kau tlah berikan aku keturunan, kau tlah berikan aku sebuah cerita cinta yang tak terlupakan. Terima kasih atas cinta tulus-mu selama ini. Jangan pernah bosan, jangan pernah bosan.’

Tak nyambung memang. Biarlah.

Tapi begitulah. Karena, berumah tangga bagiku (meski aku belum merasakannya) bukan sekedar menunaikan sunnah agama. Bukan sekedar ‘biar kayak orang-orang, punya pasangan dan punya anak’. Tapi, berumah tangga itu adalah, tempat belajar lebih banyak lagi tentang arti kehidupan, arti kebahagiaan.

Ah, pikiran-ku buntu. Sudah malem banget aku menuliskan tulisan ini.

Mungkin akan lanjut lagi di tulisan selaanjutnya. Kepala-ku sudah mulai pusing. Mungkin karena sudah menenggak 2 cangkir kopi yang aku pesan. Sudahlah, aku mau kembali ke kosan. Ingin mengistirahatkan badan, hati dan pikiran.


Intinya, Rindu, masih menjadi wanita terindah dalam hati-ku saat ini.

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.