Pemberian Rindu Yang kan Ku Kenang Selalu

Susu kambing yang akan aku kenang selalu Selasa lalu, ketika jam pulang kantor tiba. Ada sebuah cerita yang membuat-ku merasa bahag...

Susu kambing yang akan aku kenang selalu

Selasa lalu, ketika jam pulang kantor tiba. Ada sebuah cerita yang membuat-ku merasa bahagia. Hal yang biasa sih menurut orang-orang, tapi luar biasa bagi orang yang sedang dimabuk cinta.

Tulisan ini, masih tentang Rindu. Wanita yang masih menguasai relung hati-ku.

Ketika Rindu ingin pulang bersama dengan-ku, bermaksud nebeng sampai tempat yang ingin ia tuju. Mendadak Rindu mengeluarkan sesuatu dari tas hitamnya yang biasa ia bawa setiap bekerja. Dia memberikan pada-ku sesuatu itu. Dua bungkus susu kambing dalam bentuk bubuk. ‘Ini dek, untuk kamu’ katanya lembut.

Terjadi sedikit perdebatan di sana. Karena sebuah kata yang aku ucapkan padanya, ‘tumben baik ngasi ini’.

Rindu membalas perkataanku, ‘lah kan tadi siang kamu yang minta’. Yups, siang tadi aku dan Rindu memang membahas tentang susu kambing dan juga madu. Tapi, karena aku memang nggak ada rasa meminta, maka aku bilang ‘engga ada, mana ada aku minta.’. dan perdebatan itu-pun terjadi. Perdebatan yang selalu saja terjadi. Dan aku, bahagia dengan itu.

Sebelumnya dia memang menyarankan aku untuk meminum susu kambing yang tiap hari ia konsumsi. Dan baru kali ini dia memberikan susu kambing miliknya pada-ku. Sebelum itu dia juga banyak menjelaskan tentang khasiat susu kambing itu. Tapi, diantara banyaknya khasiat yang ia jelaskan, tak ada tuk penyembuhan hati yang terluka tersakiti. Hehe

Aku bahagia. Meski ini adalah hal biasa dan perhatian biasa yang sering ia berikan pada setiap orang yang ada di dekatnya, aku tak peduli. Aku merasa bahagia dengan hal kecil seperti ini. Tentu alasan kenapa bahagia dengan hal sekecil ini karena Rindu yang melakukannya.
Susu kambing itu satu telah aku minum dan satu lagi masih aku simpan.

Sempat aku mengatakan padanya, ‘terima kasih, susu ini akan aku simpan menjadi sebuah kenangan indah yang pernah aku terima. Dan mungkin, aku akan mengonsumsinya ketika tanggal kadaluarsa itu tiba. Supaya hati yang terluka tak lagi merasakan sakit ini, hehe’ tentu aku mengucapkannya sambil bercanda, dan memang bercanda. Aku memang sering seperti itu. Bercanda dengan rangkaian kata-kata. Tapi, bercanda dengan rangkaian kata yang tercipta begitu saja hanya bisa aku lakukan pada Rindu.

Maksudnya, hanya pada Rindu aku tulus mengucapkan segala rangkaian kata indah yang pernah ku katakan padanya. Dan saat ini hanya Rindu yang bisa melancarkan inspirasiku merangkai sebuah kata. Rangkaian kata (tentu yg tadi di atas tentang susu kadaluarsa itu tak termasuk) yang aku buat dan aku katakan padanya adalah sebuah ungkapan dari hati yang aku kemas menjadi sebuah canda. Dan aku merasa senang melihat reaksinya seolah tak mau menerima. Apa mungkin memang tak menerima. Hanya dengar dan dilupakan begitu saja. Tak mengapa, yang penting dia bahagia dengan hal yang dilakukannya.

Jadi, apakah susu satu lagi ini akan aku konsumsi? Bila aku konsumsi, kenangan fisik akan hilang. Yang tersisa hanya sebuah kenangan memori yang aku tuangkan kedalam tulisan dan dihari tua akan kubaca mengenang kembali perasaan bahagia. Semoga istri-ku nanti memakluminya. Dan istriku nanti yang entah siapa dia, bisa belajar cinta yang sesungguhnya dengan cerita-cerita-ku di masa lalu. Yang pasti, ketika aku sudah memiliki istri, aku akan menaruh cinta yang lebih besar pada istriku daripada wanita-wanita yang pernah aku cintai dimasa lalu. Tapi bukan berarti aku akan membenci wanita masa lalu yang tak membalas cintaku. Tidak, alhamdulillah aku tidak seperti itu.

Sekian dulu tulisan hari ini. Aku letih. Capek jari, capek hati. Hehe

9.21 WIB / 5 Oktober 2016
@ The Angkringan Cafe, bogor kota hujan yang penuh dengan kenangan.


You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.