Bertahan di Tengah Maksiat

Ketika aku mengatakan bahwa aku pernah hidup di bali dalam beberapa tahun, orang-orang sekitarku mulai bereaksi sedikit berbeda dari sebelum...

Ketika aku mengatakan bahwa aku pernah hidup di bali dalam beberapa tahun, orang-orang sekitarku mulai bereaksi sedikit berbeda dari sebelum aku mengatakan 'Bali', aku sudah bisa menebak kenapa mereka seperti itu, pastinya mereka bertanya-tanya tentang diriku, apakah aku suka dengan hiburan malam, mabuk-mabukan, dan hal maksiat yang mungkin kalian sendiri tau apa saja itu tentang pulau bali surga dunianya indonesia itu.

Jujur saja, jika mabuk aku pernah melakukannya, hanya beberapa kali saja selama di bali, tak lebih dari 5 kali, yang pertama hanya keingin tahuan dan pengen coba-coba saja, dan yang berikutnya karena ada yang traktir, dan juga saat ada masalah, tapi anehnya saat aku ingin mabuk dalam kondisi ada sebuah masalah yang membuat kepalaku dan hatiku sakit, justru dengan mabuk membuat semakin sakit, dan semakin terasa beban masalahnya, mungkin saat mabuk itu kita melepaskan semua beban dan saat bangun lebih enakan, itu benar-benar salah, saat aku sadar, hanya ada penyesalan dalam diriku. Balik lagi kecerita yah...

Memang tak salah mereka beranggapan seperti itu, aku juga sudah tau pasti mereka akan mengira aku adalah raja maksiat di antara mereka, padahal sebenarnya tidak sama sekali. Hal terburuk yang pernah aku lakukan di pulau itu hanyalah mabuk, itupun tidak sampai lebih dari 5 kali.

Bagaimana dengan hiburan malam ? Untuk hiburan malam, aku pernah masuk kedalam sana, kalau di total sekitar 3 kali saja aku kesana, yang pertama di ajak oleh kenalan yang ada di kost saat aku jadi siswa SMA tahun pertama, yang kedua saat kelas 3 awal, dan yang ketiga ialah saat kelas 3 akhir, tepatnya saat menjelang Ujian Nasional, suasana Try Out begitu. Di sana aku mempelajari sesuatu, bahwa yang selama ini aku pikirkan tentang mereka itu salah, aku berpikir mereka adalah orang-orang yang jahat, orang-orang yang selalu memanfaatkan orang, orang yang terburuklah pokoknya, semua terpatahkan saat aku mengunjungi tempat itu, mereka yang di sana adalah orang yang mencoba menghilangkan stresnya, para pekerja di sana juga amat baik dan ramah, tak ada kesalahan dari karakter mereka, hanya saja cara mereka saja yang salah, cara mereka mencoba menghilangkan strees di tempat seperti itu adalah sebuah kesalahan, cara mereka bekerja di tempat seperti itu juga sebuah kesalahan, untuk pribadi mereka sendiri tidak ada kesalahan, menurutku mereka adalah orang baik yang senang bergaul dengan berbagai kalangan. Ingat sekali lagi, bukan berarti aku membenarkan tindakan mereka, aku bilang pikiran burukku tentang orang disana itu salah, mereka baik, tapi hanya saja cara-cara mereka menghilangkan strees dan bekerja disana itulah yang salah.

Jika berzina ? Jika pernah masuk ke tempat hiburan malam tentu yang di tuju adalah mabukan dan zina kan ? Untuk pertanyaan seperti ini sepertinya jika kalian mengenaliku secara langsung tak perlu aku menjawabnya, karena jika kalian mengenaliku secara langsung pasti kalian akan mengatakan 'Tidak Mungkin' mengapa aku tak mungkin melakukan zina ? begini, ini adalah sebuah keserisan bahwa aku benar-benar tak pernah melakukan zina di sana, eits, bukan berarti aku tidak normal, dan bukan aku tak memiliki peluang, di pulau itu amat banyak peluang untuk berzina, hanya saja aku terhalang oleh phobia anehku, kalau tak salah aku membaca di salah satu artikel phobiaku bernama Venustraphobia atau di disebut juga caligynephobia.

Phobia ini amat sangat lucu jika orang mengetahuinya, yaitu phobia terhadap wanita cantik secara berlebihan, ini jujur, aku mengalami phobia ini, tapi menurut penelitian aku tidak sendirian terkena phobia ini, sekitar 11 persen pria juga mengalami nasib serupa denganku (Alhamdulillah, ada temen), aku juga tak mengerti mengapa phobia ini terjadi padaku, salah satu artikel aku baca mereka menulis bahwa phobia ini terjadi karena ada trauma yang aku alami dengan wanita cantik, jika di simak dalam masa lalu tak ada tuh, aku sudah mengalami hal seperti ini sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Phobia yang ku alami sungguh tak masuk akal bagi kaum yang berpikir, dalam artikel yang lain mereka menulis bahwa phobia ini bisa juga di sebabkan karena rasa kurang percaya diri dan sebuah ketakutan, seperti takut ditolak, takut tak diterima bergaul, takut gagal dalam membina hubungan baik asmara maupun pertemanan biasa. Kalau penjelasan dalam artikel ini sepertinya sangat sama dengan diriku, memang aku selalu kurang percaya diri saat berdekatan dengan wanita apalagi wanita yang cantik, ini hanya di karenakan ketakutanku, takut tak diterima ketika berteman dengan kaum mereka, takut hubungan gagal baik asmara dan pertemanan dan ketakutan lainnya yang sangat tak masuk akal.

Jika aku berada dekat wanita, umumnya wanita cantik, maka aku mengalami kaku, keringat dingin, tubuh gemetar, dan irama nafas tak seperti biasanya. Sungguh, ini benar-benar terjadi, bahkan aku sangat sedikit bicara atau melakukan aktivitas saat berdekatan dengan makhluk itu, aku lebih banyak berdiam diri dan bahkan juga menjaga jarak, jikapun kondisi memaksaku untuk berbicara padanya, maka pastinya aku akan berbicara terbata-bata, berbeda jauh terbata-batanya saat berhadapan dengan pria lain yang belum aku kenal.

Tapi aku amat sangat beruntung memiliki phobia ini, karena phobia ini membantuku terhindar dari zina, walaupun dalam hatiku memiliki sebuah keinginan untuk melakukan hal yang sama seperti teman-temanku perbuat pada seorang wanita, keinginan itupun aku tepis dengan memikirkan agamaku, keluargaku, dan orang-orang tercintaku, aku akan segera memikirkan bahwa zina itu hanyalah kesenangan sementara, sehabis zina akan ada penyesalan yang datang, belum lagi akan ada masalah tak terduga di kemudian hari.

Di pulau itu aku tak terlalu banyak bergaul dengan orang-orang yang mengikuti zaman, aku bergaul dengan remaja masjid, walaupun mereka tak terlalu agamais, lebih tepatnya pada kocak semua, juga aku lebih sering berteman dengan orang-orang konyol saja, itu menurutku lebih membuat jalan cerita hidupku bahagia dan menjadi sebuah kenangan yang indah.

Beruntung sekali aku terkena sebuah phobia aneh yang membuatku terhindar dari zina, dan aku pernah mabuk-mabukan itu ternyata tak membuat hidup menjadi lebih baik, aku juga pernah mengunjungi hiburan malam, semuanya aku jadikan pelajaran dalam hidupku. Aku tak menyarankan dan tak akan pernah mengizinkan kalian yang ku anggap seperti saudara sendiri untuk mencoba hal itu, karena sudah jelas semua itu di larang agama, beruntung juga aku sudah di bekalkan pemahaman agama walaupun tak banyak, dan juga karena sering membaca membuatku lebih bijak dalam bertindak, saat aku melakukan itu semua aku mendapat pelajaran yang amat berharga, penyesalan sudah pasti, namun jika terus di sesalkan dan larut dalam penyesalan itu sia-sia, jadikan sebuah pelajaran untuk menjalani hari esok lebih baik lagi.

Itulah sedikit ceritaku kenapa aku yang pernah hidup di pulau bali masih saja polos sampai saat ini, ingat juga, jangan menganggap pulau itu di isi oleh orang-orang yang seperti itu, banyak juga yang menjalani kehidupan baik dna menghindari itu semua, tapi tetap, kebanyakannya ya seperti itu, mungkin karena banyak yang seperti itu jadilah image bali yang sekarang kita ketahui.

Mungkin Allah menjagaku dan memberi pelajaran kepadaku dengan cara seperti ini, dengan memberi phobia, dan juga bisa saja dengan hal rendahan yang aku coba, intinya aku bisa mengambil pelajaran dari semua yang aku alami. Jangan terlalu larut dalam penyesalan, yang terpenting janganlah mengulangi kesalahan yang berujung penyesalan tersebut.

Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca. Ini hanyalah sedikit cerita dalam hidupku yang ku share kepada kalian. Doakan juga agar aku bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Bay bay reader....

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.