Jangan Merendahkan Pekerjaan Orang Lain
20:05
Untuk tahapan eksekusi menciptakan konten, aku membutuhkan mereka yang berada dirumah produksi itu, tentu aku harus mengatakannya kepada kepala rumah produksi itu.
Tapi sayangnya, kepala rumah produksi itu langsung memotong ucapanku yang sedang memaparkan keseluruhan ide. Dia langsung menanyakan hari apa dan jam berapa mau dikerjakan, seolah mengerti apa yang akan aku lakukan. Memang, sebelumnya dia sudah diberitau oleh General Manager sekilas tentang ideku, tapi itukan hanya sekilas, ia tak mengetahui keseluruhannya dan untuk apa ini dilakukan. Yang aku takutkan nanti pada tahap eksekusi malah terjadi problem karena tak mendengarkan keseluruhan ide yang ingin aku eksekusi dan akan menghancurkan segalanya.
Kulanjutkan apa yang dikatakan kepala rumah produksi itu.
Ketika ia memotong kata-kataku itu, aku menjawabnya dengan sebuah pertanyaan, kapan beliau dan orang-orang dirumah produksi itu sibuk. Yang aku terima sebuah kata-kata yang menyinggung hati, 'Semua disini sibuk, emangnya elo kerjanya duduk doang didepan laptop'
Allahu...
Aku berusaha sabar dengan kata kasar.
Mungkin dia belum mengerti apa sebenarnya kerjaanku sebagai seorang Digital Marketing. Yang ia lihat, aku hanya duduk didepan laptop.
Ingat! Setiap posisi itu memiliki tugas yang berbeda.
Orang-orang yang kerjanya didepan laptop atau komputer bukan berarti kerjanya enak karena terlihat kerja tak menggunakan tenaga. Bukan main stressnya mempelajari tugas-tugas sebenarnya seorang Digital Marketing yang diantaranya memikirkan strategi dan membuat konten yang ciamik untuk mengisi akun-akun media sosial.
Buat satu artikel aja pusingnya bukan main. Memikirkan apa yang akan di isi lagi dikemudian hari. Bahkan diluar jam kerjapun atau pada saat sebelum tidur, memikirkan strategi demi strategi. Dari sekian banyak strategi, hanya beberapa yang kujabarkan pada atasan. Pusinglah pokoknya.
Dengan semua jobdesk yang memusingkan dan terkadang bikin jenuh itu lantas dihancurkan dan disakiti dengan sebuah kata 'emangnya elo kerjanya duduk doang didepan laptop'.
Sebuah jobdesk itukan berbeda goalsnya.
Aku tak mengatakan orang yang dirumah produksi itu kerjanya enak, karena banyak menggunakan tenaga yang aku tak sanggup. Dan sudah seharusnyalah mereka juga mengerti bahwa tidak enak juga kerja hanya duduk didepan laptop memikirkan sampai ubanan strategi demi strategi. Emangnya duduk doang itu enak, kagaklah, banyak penyakitnya. Harus lebih sering meneguk air putih agar efek-efek buruk bekerja duduk depan laptop atau komputer tidak menghampiri.
Janganlah mengira orang yang kerjanya duduk didepan laptop tidak berpengaruh apa-apa untuk perusahaan, atau kerjaannya main media sosial itu sebuah posisi yang sia-sia. Semua tentu ada manfaatnya. Jika semua saling bekerja sama dan tak merendahkan pekerjaan satu dengan yang lain, tentu perusahaan akan melejit.
Jika karyawan satu dengan yang lainnya masih saja buruk hati dengan pekerjaan orang lain yang terlihat enak atau terlihat tak melakukan apa-apa, bagaimana bisa perusahaan melejit?
Beginilah bekerja ditempat yang baru saja memulai Go Online. Masih banyak yang belum mengerti apa dampaknya untuk usaha. Online memudahkan kita untuk memasarkan produk. Memang belum pasti laku, tetapi dengan itu, membuat awareness masyarakat terhadap produk kita. Semakin sering melihat produknya atau mendengar nama brandnya, semakin penasaran mereka dan semakin bertambah minat beli mereka.
Semua posisi sama-sama berpengaruh untuk memajukan perusahaan, tidak ada yang sia-sia. Marilah kita menghargai pekerjaan kita dan tidak merendahkan kerjaan orang lain.
Dikira kerjanya main facebook, twitter atau media sosial lainnya enak apa. Susah juga kheles! hahaha, mari syukur saja. Syukur dan berpikir positif yang buat pikiran tenang dan hati tidak sakit.
Bila kalian juga merasakan seperti ini, santai saja.
Mungkin dia belum mengerti jobdesk-mu.
Sumber gambar: workhardanywhere.com
Sumber gambar: workhardanywhere.com
0 komentar
Silahkan berikan komentarmu