Antara Anjing dan Manusia

“Ketika anjing mendengar gonggongan, maka anjing lain disekitar akan ikut menggonggong bersama, bahkan tanpai mengetahui alasannya.” ...


“Ketika anjing mendengar gonggongan, maka anjing lain disekitar akan ikut menggonggong bersama, bahkan tanpai mengetahui alasannya.”

Tanyakan pada diri, apakah kutipan diatas menggambarkan diri yang belum sempurna ini?
Kutipan yang ku cantumkan diatas, itu aku dapatkan dalam potongan adegan yang ada pada salah satu diantara drama korea yang sangat populer. Drama korea yang memberitau kita bagaimana seorang wartawan itu bekerja, mencari berita, membuat laporan dan mengabarkannya kepada seluruh manusia yang ingin mengetahuinya.

Drama itu adalah phinnocio. Drama ini tidak hanya membahas tentang bagaimana kerjaan sebagai seorang wartawan, tetapi ada kisah percintaan antara paman dan keponakan. Kisah percintaan mereka bukan sebatas cinta antara paman dan keponakan, melainkan cinta mereka seperti cinta pria dan wanita pada umumnya. Jangan salah paham dulu, mereka tidaklah punya hubungan darah, jadi bukan suatu masalah. Jika kalian penasaran, silahkan saja saksikan. Daripada nanti terus kepikiran. Kalau tak penasaran, silahkan abaikan.

Mari kita skip, dalam tulisan ini, bukan tentang dramanya yang ingin aku jelaskan. Bukan cerita tentang cintanya apalagi tentang wanita-wanita cantik jelita dalam drama korea. Melainkan tentang kutipan diatas.

Kutipan diatas sepertinya cocok bagi mereka yang mengikuti seorang selebtweet atau buzzer pada jejaring social media. Terutama perbincangan yang penuh emosional tiada henti, yaitu perbincangan politik. Saat ini dua kubu itu terus saja bertengkar, entah apa yang didapatkan. Jikalau ada keburukan sedikit, segera dibongkar habis kepermukaan. Terkadang keburukan itu juga belum tentu valid benar. Tetapi kebanyakan mereka segera menyebarkan tanpa mencari tau kebenaran. Karena menurut mereka, apabila seseorang yang menjadi kiblatnya membicarakan sesuatu, maka dia percaya tanpa perlu ragu.

Maaf, bukannya diriku bermaksud sok suci. Aku pun sebenarnya sedang berusaha untuk tidak ikut menggonggong ketika seseorang menggonggong. Apabila gonggongan itu benar adanya, akupun berusaha untuk memfilternya, apakah aku layak untuk ikut menggonggong bersamanya.

Jadi bagaimanakah diri ini? Apakah diri ini sama seperti seekor anjing yang akan ikut menggonggong tanpa alasan bersama anjing yang menggonggong pertama kali? Semoga saja diriku bukan seperti itu. Tak perlu ikut menggonggong apabila kita tidak tau alasan atau kebenaran dari gonggongannya. Karena apabila gonggongannya hanya sebatas omong kosong belaka, tanpa ada dasar data, maka kita hanya akan merugikan seseorang manusia. Fintah namanya, dan kita sering mendengar sebuah kata, Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Yups, betul sekali. Apabila gonggongan kosongmu menjadi viral dan banyak diperbincangkan orang-orang, maka seseorang yang kau sematkan dalam gonggongan kosongmu itu akan dihabisi oleh orang-orang yang terlanjur emosi mendengar gonggongan kosongmu. Apakah didunia yang sementara ini, melihat seseorang di habisi entah itu dalam dunia maya atau dunia nyata menjadi sebuah kesenangan yang tiada tara? Apakah diri merasa bangga melihat seseorang yang kita terlanjur membencinya dicela dan dihina hingga membuat hatinya terluka, atau yang lebih parah membuatnya tertekan dengan keadaan.

Tidak banyak manusia yang hatinya diberi kekuatan, diberi ketabahan dan diberi kesabaran. Karena hati seperti itu akan diberikan apabila kita menginginkan. Maka akan diberikan Tuhan. Dengan sebuah ujian-ujian untuk melatih hati yang lemah.

Dalam akhiran tulisan, aku hanya ingin menasehati diri. Bukan diri kalian, tetapi diriku. Bahwa janganlah mudah ikut menggonggong apabila ada anjing yang menggonggong tanpa diri ini mengetahui apakah itu gonggongan memiliki dasar kebenaran. Dan apabila gonggongan itu berdasarkan kebenaran, maka di saring lagi apakah layak gonggongan itu kita gonggongkan? Apabila tidak, jangan lakukan. Saringnya jangan asal-asalan, tetapi harus sangat dipertimbangkan. Apakah ini akan merugikan, membuat orang tertekan, membuat banyak manusia ikut mencela dan menghinakan seseorang akibat satu gonggongan.

Ingatlah teman. Kita dan anjing itu berbeda. Tidak sama. Baik pikiran dan dan juga rupa. Baiknya apa yang kita perbincangkan itu sebuah kebenaran yang memang pantas untuk diperbincangkan. Karena perbincangan kita didunia pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan.

Sekianlah yang bisa aku sampaikan. Maaf jikalau tulisanku sangat amat berantakan. Semoga ada satu atau lebih, makna-makna yang bisa dipetik, menjadi sebuah manfaat dan perbaikan untuk diri menjadi lebih baik lagi.


Apabila bermanfaat, aku sangat menantikan komentar kalian. Apabila ada sebuah kesalahan dalam penulisan atau sebuah pemikiran, silahkan tegur aku untuk perbaikan. Jikalau kalian ingin mengobrol denganku, silahkan kirim sebuah email ke cp.dayatpiliang@gmail.com, kau bisa mengobrol apa saja denganku selama diriku cocok dengan obrolanmu. Karena aku juga manusia yang memiliki keterbatasan ilmu. Aku akan berusaha membalasnya dengan waktu luang yang aku punya. Semoga bermanfaat dan bermakna.

Minggu, 31 Januari 2016
Disebuah kedai kopi ternama yang letaknya dilantai utama Lippo Mall Bogor.
MAXX COFFEE

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.