Antara Anjing dan Manusia
19:56
“Ketika anjing mendengar gonggongan, maka anjing
lain disekitar akan ikut menggonggong bersama, bahkan tanpai mengetahui
alasannya.”
Tanyakan
pada diri, apakah kutipan diatas menggambarkan diri yang belum sempurna ini?
Kutipan
yang ku cantumkan diatas, itu aku dapatkan dalam potongan adegan yang ada pada salah
satu diantara drama korea yang sangat populer. Drama korea yang memberitau kita
bagaimana seorang wartawan itu bekerja, mencari berita, membuat laporan dan
mengabarkannya kepada seluruh manusia yang ingin mengetahuinya.
Drama
itu adalah phinnocio. Drama ini tidak
hanya membahas tentang bagaimana kerjaan sebagai seorang wartawan, tetapi ada
kisah percintaan antara paman dan keponakan. Kisah percintaan mereka bukan
sebatas cinta antara paman dan keponakan, melainkan cinta mereka seperti cinta
pria dan wanita pada umumnya. Jangan salah paham dulu, mereka tidaklah punya
hubungan darah, jadi bukan suatu masalah. Jika kalian penasaran, silahkan saja
saksikan. Daripada nanti terus kepikiran. Kalau tak penasaran, silahkan
abaikan.
Mari
kita skip, dalam tulisan ini, bukan tentang dramanya yang ingin aku jelaskan.
Bukan cerita tentang cintanya apalagi tentang wanita-wanita cantik jelita dalam
drama korea. Melainkan tentang kutipan diatas.
Kutipan
diatas sepertinya cocok bagi mereka yang mengikuti seorang selebtweet atau
buzzer pada jejaring social media. Terutama
perbincangan yang penuh emosional tiada henti, yaitu perbincangan politik. Saat
ini dua kubu itu terus saja bertengkar, entah apa yang didapatkan. Jikalau ada
keburukan sedikit, segera dibongkar habis kepermukaan. Terkadang keburukan itu
juga belum tentu valid benar. Tetapi kebanyakan mereka segera menyebarkan tanpa
mencari tau kebenaran. Karena menurut mereka, apabila seseorang yang menjadi
kiblatnya membicarakan sesuatu, maka dia percaya tanpa perlu ragu.
Maaf,
bukannya diriku bermaksud sok suci. Aku pun sebenarnya sedang berusaha untuk
tidak ikut menggonggong ketika seseorang menggonggong. Apabila gonggongan itu
benar adanya, akupun berusaha untuk memfilternya, apakah aku layak untuk ikut
menggonggong bersamanya.
Jadi
bagaimanakah diri ini? Apakah diri ini sama seperti seekor anjing yang akan
ikut menggonggong tanpa alasan bersama anjing yang menggonggong pertama kali?
Semoga saja diriku bukan seperti itu. Tak perlu ikut menggonggong apabila kita
tidak tau alasan atau kebenaran dari gonggongannya. Karena apabila
gonggongannya hanya sebatas omong kosong belaka, tanpa ada dasar data, maka
kita hanya akan merugikan seseorang manusia. Fintah namanya, dan kita sering
mendengar sebuah kata, Fitnah lebih kejam
daripada pembunuhan.
Yups,
betul sekali. Apabila gonggongan kosongmu menjadi viral dan banyak
diperbincangkan orang-orang, maka seseorang yang kau sematkan dalam gonggongan
kosongmu itu akan dihabisi oleh orang-orang yang terlanjur emosi mendengar
gonggongan kosongmu. Apakah didunia yang sementara ini, melihat seseorang di
habisi entah itu dalam dunia maya atau dunia nyata menjadi sebuah kesenangan
yang tiada tara? Apakah diri merasa bangga melihat seseorang yang kita
terlanjur membencinya dicela dan dihina hingga membuat hatinya terluka, atau
yang lebih parah membuatnya tertekan dengan keadaan.
Tidak
banyak manusia yang hatinya diberi kekuatan, diberi ketabahan dan diberi
kesabaran. Karena hati seperti itu akan diberikan apabila kita menginginkan.
Maka akan diberikan Tuhan. Dengan sebuah ujian-ujian untuk melatih hati yang
lemah.
Dalam
akhiran tulisan, aku hanya ingin menasehati diri. Bukan diri kalian, tetapi
diriku. Bahwa janganlah mudah ikut menggonggong apabila ada anjing yang
menggonggong tanpa diri ini mengetahui apakah itu gonggongan memiliki dasar
kebenaran. Dan apabila gonggongan itu berdasarkan kebenaran, maka di saring
lagi apakah layak gonggongan itu kita gonggongkan? Apabila tidak, jangan lakukan.
Saringnya jangan asal-asalan, tetapi harus sangat dipertimbangkan. Apakah ini
akan merugikan, membuat orang tertekan, membuat banyak manusia ikut mencela dan
menghinakan seseorang akibat satu gonggongan.
Ingatlah teman. Kita dan anjing itu berbeda. Tidak sama. Baik pikiran dan dan juga rupa. Baiknya apa yang kita perbincangkan itu sebuah kebenaran yang memang pantas untuk diperbincangkan. Karena perbincangan kita didunia pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan.
Sekianlah
yang bisa aku sampaikan. Maaf jikalau tulisanku sangat amat berantakan. Semoga
ada satu atau lebih, makna-makna yang bisa dipetik, menjadi sebuah manfaat dan
perbaikan untuk diri menjadi lebih baik lagi.
Apabila
bermanfaat, aku sangat menantikan komentar kalian. Apabila ada sebuah kesalahan
dalam penulisan atau sebuah pemikiran, silahkan tegur aku untuk perbaikan.
Jikalau kalian ingin mengobrol denganku, silahkan kirim sebuah email ke cp.dayatpiliang@gmail.com, kau bisa
mengobrol apa saja denganku selama diriku cocok dengan obrolanmu. Karena aku
juga manusia yang memiliki keterbatasan ilmu. Aku akan berusaha membalasnya
dengan waktu luang yang aku punya. Semoga bermanfaat dan bermakna.
Minggu, 31 Januari 2016
Disebuah kedai kopi ternama yang letaknya dilantai utama Lippo Mall Bogor.
MAXX COFFEE
0 komentar
Silahkan berikan komentarmu