Menikmati Kesendirian Ditengah Keramaian

Menyendiri ditengah keramaian, itulah aktivitas yang paling aku senangi. Ketika aku masih bermukim di pulau Bali, aku sering mengunjung...

Menyendiri ditengah keramaian, itulah aktivitas yang paling aku senangi.

Ketika aku masih bermukim di pulau Bali, aku sering mengunjung caffee ataupun restoran cepat saji yang memiliki suasana nyaman untuk ditempati baik sebentar ataupun lama. Senang rasanya hati ini duduk diam ditengah ramainya manusia dengan berbagai aktivitas didalamnya, entah dia hanya sebatas makan,

sambil berbincang atau sambil mengerjakan tugas. Aku senang mengamati manusia-manusia yang ada disekelilingku.

Tidak hanya di Bali, di Bogor-pun aku tetap menyempatkan waktu untuk menyendiri ditengah keramaian. Seperti yang baru kulakukan tgl 20 November kemarin. Biasanya aku mencari caffee-caffee yang mainstream ramai dikunjungi orang-orang, tetapi kemarin aku mencoba suasana yang berbeda dari biasanya. Aku iseng menuju St. Bogor, setelah sampai di st. Bogor, aku membeli tiket harian dengan tujuan Jakarta Kota. Aku menaiki kereta, karena saat itu waktu menujukkan sekitar pukul 8 malam, jadi kereta lumayan sepi. Aku menyusuri gerbong dari gerbong wanita sampai gerbong ujung tempat masinis yang ternyata bukan gerbong wanita, aku tidak tau yang aku tempati entah gerbong wanita atau bukan. Karena isinya banyak pria, makanya aku tak terlalu pikir panjang dan memvonis bahwa itu bukan gerbong wanita.
KRL Indonesia
Didalam kereta aku memperhatikan beberapa orang, kebanyakan dari mereka fokus dengan handphonenya, seolah-olah mereka adalah orang paling sibuk didunia. Beberapa orang ada yang berbincang dengan seseorang disebelahnya, mereka ini adalah generasi tua. Mereka berkomunikasi dengan seseorang yang ada disebelahnya, bukan orang lain, melainkan orang yang dikenali. Sebenarnya bahagia yang mana ya? fokus dengan handphone atau saling bersosialisasi satu sama lain? 

Karena bosannya aku didalam kereta yang sepi itu, akupun memutuskan untuk tidak turun sampai st. Jakarta Kota, juga ditakutkan pulang akan lebih malam. Aku memutuskan turun di st. Manggarai, stasiun yang begitu terkenal dengan keangkerannya. Begitu banyak kisah suram yang muncul dikalangan masyarakat. Masa bodo dengan cerita-cerita, aku pun turun, kemudian mataku menyapu sekeliling stasiun, melihat tempat yang bisa aku kunjungi sekedar mengistirahatkan badan dan juga mencari inspirasi menulis. Awalnya aku akan mengunjungi KFC BOX disana, tetapi aku lebih tertarik dengan dunkin donuts, dan akupun berdiam menghabiskan beberapa menit menikmati hidangan menu yang sebelumnya aku pilih, yaitu donat coklat yang ditaburi kacang diatasnya, juga Ice Chocolate yang begitu tajam rasa coklatnya.
Dunkin Donuts St. Manggarai, Jakarta
Di dalam kedai kecil dunkin donuts itu aku melihat sepasang manusia yang tidak lagi muda duduk bercengkrama, juga aku melihat sepasang muda mudi saling bercerita, lelaki itu berkulit hitam khas orang papua, sedang yang wanita berkulit putih dengan style khas anak Jakarta. Memandang itu aku merasa dunia memang adil, meskipun mereka bukan sepasang kekasih, tetapi melihat wanita berkulit putih dengan style kekinian mau duduk berdua dengan pria yang tak banyak jadi pujaan wanita pulau lain selain Indonesia timor saya rasa ini hal yang luar biasaa yang ditujukkan dunia kepada saya. Saya hanya berdiam dan membuka laptop, sesekali menulis dan menghapus tulisan, begitu saja sampai puncak kebosanan hadir.

Setelah bosan dan malam semakin larut, akupun memilih untuk kembali lagi, menaiki kereta jurusan ke st. Bogor yang terletak di jalur 6. Nah, kereta tujuan st, Bogor ini lebih ramai dari kereta sebelumnya. Jadi semakin banyak manusia-manusia yang bisa aku perhatikan. Tetapi semua pemandangan dan aktifitas manusianya sama saja seperti kereta yang sebelumnya, kebanyakan dari mereka sibuk dengan gadgetnya masing-masing, ada pula yang tidur. Entah memang lelah atau memang disengaja agar ia tak pindah dari kursinya, dengan karakter orang Indonesia yang kebanyakan merasa ga enakan mana mungkin berani membangunkan orang yang tertidur, paling hanya beberapa orang yang berani.

Maksud hati untuk menghibur diri menikmati kesendirian ditengah keramaian, yang aku dapatkan hanyalah kebosanan. Belum lagi setelah sampai st. Bogor kartu harianku hangus, karena di st. Manggarai itu aku tidak keluar dari lingkungan stasiun, jadi kartu harian itu berlaku satu jam, jika dalam sejam tak di tap ketempannya, maka kartu harian akan hangus. Untung saja petugas baik hati di st. Bogor berbaik hati meloloskan aku dengan kartunya. Sayangnya kartu yang hangus itu tak bisa dikembalikan untuk mengambil uang jaminan, semua hangus, ya sudah, aku segera meninggalkan st. Bogor dengan sedikit pelajaran tentang kartu harian kereta api. Waktu menujukkan pukul 11 malam, Akupun menaiki angkot 07 dan berhenti di daerah Warung Jambu, kemudian berjalan beberapa puluh meter ketempat yang aku tinggali.

Bosan masih terasa, 

Terima kasih sudah membaca kisahku dengan tulisan yang begitu berantakan.

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.