Karena Terlalu Berharap pada Makhluk

Dayat Piliang Benar adanya nasihat dari ustadz-ustadz bahwa 'Siapa yang berharap kepada makhluk, hanya kecewa yang didapat'. K...

Dayat Piliang

Benar adanya nasihat dari ustadz-ustadz bahwa 'Siapa yang berharap kepada makhluk, hanya kecewa yang didapat'. Karena berharap yang sebenar-benarnya itu hanya pada Allah.

Dahulu saya sering sekali berharap kepada makhluk. Akan tetapi bukannya sesuai harapan malah kecewa yang didapat. Beginilah yang akan terjadi jika kita bukan mengharap pada Allah. Hati kita akan sakit karena terus mendapat kecewa.

Saya adalah pria normal. Dahulu saya menginginkan kehidupan seperti teman-teman lainnya yang punya pacar dan menghabiskan waktu berdua dengan pacar setiap akhir pekan tiba. Sungguh dalam hati selalu ingin merasakan hidup seperti mereka. Saya sangat ingin merasakan pacaran yang kata kebanyakan orang sangat-sangat indah, seakan dunia milik berdua. Iya milik berdua, bahkan melakukan maksiat didepan umumpun tak malu lagi.

Saya juga punya wanita yang saya cintai selain ibu saya. 

Ketertarikan saya dengan lawan jenis itu telah muncul sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu pun saya memiliki seorang wanita yang saya sukai. Saya rasa tidak perlu dibicarakan disini si wanita yang saya sukai ketika duduk di bangku sekolah dasar. Karena itu sudah sangat lama sekali terjadi, juga saat ini saya dan 'dia' menjalin hubungan yang baik sebagai teman lama. 

Ketika saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama di kota Medan, saya juga tertarik dengan satu wanita, Ketahuilah bahwa di Sekolah Dasar saya menyukai satu wanita dan di Sekolah Menengah Pertama sayapun juga suka dengan satu wanita. Memang saya ini tipikal pria yang setia dengan satu wanita, tetapi di satu tempat haha, kalau sudah beda tempatnya pasti ada lagi yang disuka. Eh, engga juga sih. Sebenarnya ini dikarenakan tempat yang berbeda. Iya, ketika lulus dari bangku Sekolah Dasar, saya tak pernah bertemu dengan wanita itu lagi. Perlu waktu juga untuk melupakannya, tidak langsung seketika menyukai wanita lain di bangku Sekolah Menengah Pertama. Ada proses dan waktu yang panjang melupakannya.

Setelah satu tahun berlalu di Sekolah Menengah Pertama, kemudian saya suka dengan wanita yang tak lain ialah adik kelasku. Wanita itu memiliki wajah yang meluluhkan hati, ditambah dengan suaranya yang serak-serak basah membuatku tergoda. Sebenarnya saya sedikit lupa kisah-kisah saat suka dengannya. Saya lupa apakah saya pernah mengakui perasaan saya padanya. Jadi kisah ini lebih baik dilewati saja. Lagi pula inti dari tulisan bukanlah cerita. Melainkan tentang 'Jangan Pernah Berharap pada Makhluk'.

Mari kita kecerita saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas di Pulau Bali.

Saat kelas satu saya tertarik dengan seorang wanita muslim yang sungguh manis. Senyumnya begitu indah. Entah hanya saya yang menganggapnya begitu, saya tak peduli. Dimata saya ia memiliki senyum yang indah sekali. Wanita itu pernah saya ceritakan di dalam blog ini. Postingan tersebut sudah dibaca sekitar 11.000 Lebih pembaca. Karena postingan itu menyangkut tentang larangan pacaran. hehe

Iya, walaupun saya banyak menceritakan kisah asmara diluar pernikahan, saya tetap pada pegangan saya bahwa pacaran itu bukanlah ajaran dari agama islam. Bahkan kita semua sadar bahwa akan banyak dosa-dosa yang muncul jika kita berpacaran sebelum akad nikah terucap.

Ketahuilah bahwa saya ditolak begitu saja oleh wanita itu. Saya merasa ia memberi saya harapan. Ternyata ketika saya menyatakan cinta padanya. Dia malah menolak saya. Sakit memang, saya sudah berharap lebih karena sikap dia seolah-olah memberi sebuah harapan pada saya. Karena itulah saya berasumsi bahwa ia akan menerima saya dan kemudian menjalin hubungan yang akan menghasilkan sebuah kenangan cerita cinta yang sangat indah. Tetapi, bukan itu yang saya dapatkan. Saya hanya mencapat kecewa dan hati yang terasa sakit luar biasa. Yaps, itulah yang terjadi ketika kita berharap pada makhluk Allah. Andai kita berharap hanya pada Allah, tetap saja pasti akan ada rasa kecewa ketika kita menyikapinya dengan pikiran pendek.

Setelah itu saya mencoba move on. Saya semakin giat mempelajari agama islam. Saya membaca banyak buku-buku islam dan artikel ilmu islam di internet. Hingga saya mengetahui bahwa pacaran itu adalah maksiat. Memang awalnya semua orang ingin menjalin hubungan 'pacaran sehat'. Akan tetapi itu hanya sebatas alasan untuk tetap menjalin sebuah hubungan. Tak akan mungkin pria dan wanita bisa terhindar dari maksiat ketika menjalin hubungan percintaan yang belum halal. Apalagi muda-mudi yang darahnya berapi-api dan masa-masanya nafsu susah terkendali. Mustahil kalau ada yang mengatakan 'pacaran sehat'. Sedang dalam agama islam saja berpegangan tangan dengan lawan jenis saya tak boleh. Apakah ada pacaran sehat yang sebenar-benarnya? ketahuilah ketika mengawali hubungan dengan lawan jenis berpegangan tangan, pasti akan tertantang untuk memegang yang lainnya. 

Emang sih saya kelihatan sotoy banget dalam menulis postingan ini karena saya belum pernah menjalin hubungan cinta diluar nikah. Tetapi inilah faktanya. Saya belajar dari banyak pengalaman orang-orang disekitar dan kisah-kisah orang yang telah berhijrah.

Eh kok ini keluar dari topik yah, malah membahas pacarannya. Mari kita fokus, sepertinya saya belum minum akua. hehe.

Setelah saya mengetahui bahwa pacaran itu tidaklah boleh karena akan banyak maksiat yang ditimbulkan. Ada yang berkata bahwa pacaran itu pintu dari maksiat. Eh, mari kita fokus untuk tidak membahas tentang pacaran.

Alhamdulillah saya mencoba fokus dengan membaca buku saja dan tidak memperdulikan soal asmara dimasa muda. Tetapi itu semua terlupakan ketika saya melihat seorang wanita yang indah parasnya. Wajahnya seperti wanita keturunan arab. Saat itu saya menyadari bahwa saya telah suka dengannya, iya suka, dan saya tak tau apakah saya telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya tak yakin apakah saya mencintainya saat itu. Karena cinta tak akan timbul secepat itu. 

Wanita inipun pernah saya ceritakan dalam blog ini, Tak lama, baru beberapa bulan ini. 

Saya mencoba untuk menangkis rasa suka itu. Saya berusaha untuk tidak membuat rasa suka itu tumbuh semakin besar. Dan lagi pula saya sadar diri. Saingan saya banyak dan berat. 

Taukah ada sebuah kejadian yang membuat saya lagi-lagi berasumsi bahwa ia memberi sebuah harapan. Iya, ketika dia meminta sebuah file film kepada saya. Padahal saya sangat amat yakin bahwa teman dekatnya punya film yang ia minta itu. Saya rasa wajar saya berasumsi bahwa ia memberikan sebuah harapan. Dan saya yakin jika kalian mengalaminya, kalian akan berpikiran hal yang sama.

Karena kejadian itu saya terus berharap. Saya mencoba mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan saya padanya. Iya, ketika itu saya tau bahwa pacaran itu tidak boleh dan saya dengan gampangnya melepaskan pegangan kuat saya itu yang telah saya bangun susah payah dan tentunya dengan modal cukup besar, membeli banyak buku-buku agama dan menghabiskan banyak waktu belajar di buku dan di internet.

Saat pesta perpisahan sekolah, saya pun mencoba menyatakan cinta. Namun tidak bisa. Kemudian ketika pulang dari pesta perpisahan itu saya diajak mempir kerumah teman dan saya berkumpul dengan beberapa teman sekolah lainnya, sebenarnya hanya tiga orang saja sih. Disana saya habis di bully dan dinyatakan pecundang karena tak berani menyatakan cinta padahal sudah ada momen yang pas untuk menyatakannya. Memang benar, sikap saya saat itu sungguh membuat teman-teman lain kesal, bahkan jika itu bukan saya melainkan orang lain, saya akan sangat kesal dengan orang tersebut.

Karena dikatai pecundang walau memang tak seserius yang kalian bayangkan, sayapun memberanikan diri untuk menyatakannya dengan membawa sebuah bunga yang saya persiapkan semalam yang sebenarnya akan diberikan diacara pesta perpisahan. Saya mengunjungi rumahnya. Dan saya memberikan bunga itu kepadanya, namun tetap saya tidak bisa menyatakan cinta. Sebenarnya kisah ini panjang ceritanya dan sungguh sangat konyol. Tapi sayang saya tak akan menceritakannya disini. Terlalu panjang, dan saya yakin kalian sudah bosan membacanya. 

Esoknya saya kembali datang kerumahnya karena sebelumnya telah berjanji untuk mengatakan perasaan saya padanya. Hari sebelumnya saya tak berani, padahal sudah sangat-sangat didepan mata, hanya tinggal mengucapkan. Saat hari esoknya saya tiba dirumahnya sayapun tak mampu berkata. Kemudian saya mengeluarkan handphone. Dan menuliskan apa yang ingin saya utarakan padanya. 

Taukah kalian berakhir bagaimana kisah ini? saya ditolak. Memang sih secara halus bahwa dia mengatakan tidak ingin pacaran dulu karena mau berfokus pada sekolah tingkat selanjutnya. Tapi saya rasa itu omong kosong. Karena sebelumnya dia menjalin hubungan dengan seorang pria 'satu sekolah' yang saya juga kenal dengan pria itu. Karena mereka putus saya pun tak sia-siakan kesempatan ini. Saya terlalu berharap akan diterima semenjak kejadian sebuah file film itu. Mungkin saya terlalu berasumsi dan berharap. Ya, lagi-lagi inilah yang akan terjadi jika kita terlalu berharap kepada makhluk, bukannya kepada Allah.

Untuk itulah para pembaca yang budiman. Janganlah terlalu berharap pada makhluk. Kita hanya akan mendapat kecewa. 

Kisah diatas yang saya ceritakan hanya beberapa cerita dari dalam hidup saya. Masih banyak kisah lainnya ketika saya terlalu berharap pada makhluk. Jadi, sebelum kecewa dan rasa sakit itu datang. Lebih baik hindarilah dengan tidak terlalu berharap pada makhluk. Berharaplah hanya pada Allah.

Sepertinya saya juga sudah sangat lelah menulis artikel ini. Maaf jika tak ada manfaat yang didapat dari tulisan ini. Mungkin lain waktu saya bisa semakin baik dalam menulis. 

Akhir kata saya pamit undur diri. Sampai bertemu di postingan berikutnya.

You Might Also Like

1 komentar

  1. 🎶 I don't wanna lead you on. I don't wanna hold you back, from where you might belong.

    ReplyDelete

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.