Orang Tua, Jangan Marahi Anakmu

Setiap manusia tak luput dari kesalahan, semua bisa melakukan salah, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Begitupun juga dengan anak-anak...

Setiap manusia tak luput dari kesalahan, semua bisa melakukan salah, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Begitupun juga dengan anak-anak remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.

Para orang tua seharusnya lebih bijak lagi dalam mendidik anak-anaknya, usahakan jangan pernah mendidiknya dengan emosi, karena jiwa anak muda adalah jiwa yang mudah panas, jika di didik dengan emosi, maka sifatnya akan semakin brutal dari sebelumnya.

Sebagai contoh;
Seorang remaja hobi bermain game online di warnet dekat rumahnya, karena itu ia menjadi boros dan terus menerus meminta uang kepada orang tuanya, karena terlalu sering meminta uang, orang tuanya pun memarahinya dengan emosi yang berapi-api, sampai mengeluarkan kata-kata yang tak layak di ucapkan diakibatkan prilaku sang anak yang boros karena sibuk main game online diwarnet. Menurut kalian, apa yang akan dilakukan anak tersebut ? Berdiam diri dirumah dan meninggalkan kebiasaan bermain game online ? Itu adalah suatu yang mustahil, jika seseorang sudah kecanduan bermain game online, maka ia akan terus memainkannya, saya tau karena dulu saya adalah mantan gamers di warnet dekat rumah yang ada dikota medan.

Karena ia tak diberi uang serta di marahi oleh orang tuanya, bisa jadi ia akan menggambil duit orang tuanya karena tidak tahannya ia untuk bermain game kesayangannya. Ini bukan kisah saya ya, kalau dulu saya sih buka jasa di warnet tersebut, mereka cukup membayarnya dengan menambah waktu billing saya, jasa yang tawarkan adalah menyediakan cheat, memang sih itu curang dan jatuhnya dosa, namanya masih kecil, belom mikirin begituan pada saat itu.

Coba seandainya orang tua menasehati anaknya dengan baik dan lembut tanpa emosi yang berapi-api, mungkin pikirannya akan terbuka.

Simaklah cerita berikut ini;
Dr. Arun Gandhi, cucu mendiang Mahatma Gandhi bercerita :

Pada masa kecil ia pernah berbohong kepada ayahnya.

Saat itu ia terlambat menjemput ayahnya dengan alasan mobilnya belum selesai diperbaiki, padahal sesungguhnya mobil telah selesai diperbaiki hanya saja ia terlalu asyik menonton bioskop shg lupa akan janjinya.

Tanpa sepengetahuannya, sang ayah sudah menelpon bengkel lebih dulu sehingga sang ayah tahu ia berbohong.

Lalu wajah ayah tertunduk sedih; sambil menatap Arun sang ayah berkata :

"Arun, sepertinya ada sesuatu yang salah dengan ayah dalam mendidik dan membesarkan kamu, sehingga kamu tidak punya keberanian utk berbicara jujur kepada ayah.

Utk menghukum kesalahan ayah ini, biarlah ayah pulang dengan berjalan kaki; sambil merenungkan di mana letak kesalahannya"

Dr. Arun berkata :
Sungguh saya begitu menyesali perbuatan saya tersebut.

Sejak saat itu seumur hidup, saya selalu berkata jujur pada siapapun.

Seandainya saja saat itu ayah menghukum saya, mungkin saya akan menderita atas hukuman itu, dan mungkin hanya sedikit saja menyadari kesalahan saya.

Tapi dengan tindakan mengevaluasi diri yang dilakukan ayah, meski tanpa kekerasan, justru memiliki kekuatan luar biasa utk mengubah diri saya sepenuhnya.

Nah, bagaimana ? Bukankah lebih indah mendidik anak tanpa emosi ? Ingat loh, jiwa anak itu mudah panas, di senggol emosi (api) bisa bisa jiwanya jadi kebakaran dan hilang kendali, walaupun tak semua begitu, tapi kebanyakan begitu.

Untuk orang tua dan calon orang tua, mari kita didik anak-anak atau calon anak-anak kita nanti dengan baik dan lembut tanpa ada emosi.

Salam!

Untuk berbincang dengan saya, silahkan follow twitter @dayatpiliang

You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.