Maraknya Kawin Cerai Karena Pacaran
22:38
Negara Indonesia salah satu negara dengan penduduk muslim
terbanyak di dunia. Tetapi entah mengapa pacaran lebih dikenal oleh penduduknya
daripada ta’aruf yang sudah di ajarkan oleh Rasulullah. Sekarang saya tidak
ingin membahas soal ta’aruf dulu, saya disini akan menjelaskan dampak buruk
yang ditimbulkan dari pacaran yang lebih populer dikalangan anak muda
indonesia.
Di Indonesia khususnya di kalangan artis kita melihat banyak
sekali peristiwa kawin cerai, seolah-olah kawin cerai ini sudah menjadi suatu
yang biasa. Pernikahan tidak menjadi sakral lagi dipikiran mereka, seolah-olah
hidup hanya ada didunia ini. Jika banyak yang menolak ‘Itu Cuma dikalangan
artis saja kok’ taukah anda, artis adalah cerminan dari masyarakatnya.
Sebenarnya apa sih yang membuat faktor kawin cerai begitu
banyak terjadi saat ini ? kalau menurut anda apa ? yang membuat kawin cerai
terjadi itu disebabkan oleh pacaran. Loh, kok pacaran yang di salahkan ? dari
mana dasarnya tuh ?
Walaupun saya belum pernah pacaran, tapi saya mengetahui
betul sistem kerja pacaran itu gimana. Bagi mereka, pacaran ialah proses
mencari cinta sejati, mereka mencari pasangan yang sempurna, jika sudah terasa
bosan dengan suatu hubungan yang mereka jalani, mereka akan putus dan mencari
yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya, kemudian sudah pacaran dalam waktu
yang lama, ada rasa bosan lagi, dan putus lagi, cari yang baru lagi,
begitu-begitu saja sebenarnya.
Nah, kebiasaan itulah yang menjadikan kita disaat telah
menikah dan menjalani suatu hubungan suami-istri, datanglah rasa bosan dalam
hubungan, tanpa berpikir panjang, dan karena sudah kebiasaan ketika pacaran,
maka berpisahlah dengan cara bercerai.
Kalau kita lihat orang-orang dulu, atau generasi orang tua
kita, sedikit sekali peristiwa kawin cerai terjadi, karena dulu pacaran tidak
terlalu populer dikalangan mereka, walaupun ta’aruf juga tidak terlalu populer
di generasi orang tua kita, tapi tetap, sistemnya pengenalan sebentar, setelah
itu langsung menikah. Mereka tidak membawa kebiasaan ketika masuk dalam fase
bosan dalam hubungan langsung bercerai, karena di masa mereka pernikahan adalah
suatu hal yang sakral dan perceraian adalah suatu yang sangat tidak disukai
oleh Allah.
Balik lagi, semua ini disebabkan karena kebiasaan ketika
pacaran. Dan juga kadar keimanan yang rendah, saya mengatakan seperti ini bukan
berarti saya adalah orang yang tinggi imannya atau paling beriman. Saya juga
masih banyak kurangnya, tapi kalau untuk pacaran dan sakralnya sebuah
pernikahan saya sangat mengerti dan insyaallah tidak akan pacaran dan insyaallah
akan menikah sekali seumur hidup.
Mungkin sekian saja yang biasa saya sampaikan, jujur saja,
saya lupa kalau malam ini adalah malam minggu, semoga banyak jomblo yang
membaca tulisan ini dan tetap mempertahankan status jomblonya. Baca juga
tulisan saya yang berjudul ‘Awas, Pacaran itu berbahaya’ di blog ini.
Salam.
Jika ingin berbincang dengan saya, silahkan follow twitter @dayatpiliang atau facebook http://fb.com/fpdayatpiliang
1 komentar
Menurut saya ga bisa digeneralisir kalau pacaran adalah satu penyebabnya, banyak faktor yang lain, penulis bilang kalo 'tidak pernah pacaran', tapi kalo saya sudah, jadi agak sedikit memiliki pengalaman dan pemahaman yang berbeda, :)
ReplyDeletesaya berpendapat kalau pacaran adalah salah satu proses mengenal, sebenarnya tergantung niat nya juga, ada/kebanyakan memang niatnya untuk bersenang senang saja..
coba penulis melihat video mario teguh ini, ada seorang perempuan yang mengaku ia tidak begitu mengenal pasanganya padahal sudah menikah, mungkin juga ini karena proses ta'aruf yang salah, dimana tidak ada diskusi lebih jauh tentang karakter tiap orang yang akan menikah :
https://www.youtube.com/watch?v=FIzsalxhA7k
satu lagi, jika penulis mengambil contoh artis, itu menurut saya juga tidak begitu relevan, tidak bisa disamakan antara kehidupan artis dan kehidupan masyarakat biasa, saya bisa bilang begitu karena saya juga berkecimpung di dunia seperti itu, kalau mau valid mungkin penulis bisa membuat data sendiri, melalui survey yang dilakukan oleh anda, dengan target survey yang jelas, yang kemudian anda bisa utarakan di tulisan ini sebagai 'evidence'/ bukti yang menguatkan..
Terimakasih
Silahkan berikan komentarmu