Jamur yang Bikin Gila Sementara

Jamur gila, apakah kalian tau jamur jenis ini. Sebutan umumnya magic mushroom. Jamur ini berasal dari kotoran sapi. Sesuai dengan nama ...



Jamur gila, apakah kalian tau jamur jenis ini. Sebutan umumnya magic mushroom. Jamur ini berasal dari kotoran sapi. Sesuai dengan nama yang aku berikan, jamur ini jika dikonsumsi akan membuat gila sementara. Aku sempat mengkonsumsi jamur ini-jijik bukan main menikmati jamur yang berasal dari kotoran sapi. Tapi aku tak mengkonsumsi jamur itu secara langsung, jamur itu sudah bersih dan diolah menjadi minuman yang sehat dan bergizi-ini penipuan, hehe.

Jamur Gila itu bisa di olah dengan apa saja. Mencampukannya dengan minuman, dengan makanan-martabak, gorengan, masakan, dll. Saat aku mencobanya jamur itu dicampur dengan minuman-yang aku ketahui minuman itu seperti fanta. Jamur itu dijual bebas didaerah wisata pulau bali-saat itu, tak tau apakah saat ini masih dijual bebas. Beberapa waktu lalu temanku dibali mengabarkan di grup line kalau jamur itu menjadi ilegal-aku tak tau pasti.

Saat aku mencoba jamur gila itu, aku duduk di bangku kelas tiga SMA. Tepatnya satu setengah tahunyang lalu-kalau tak salah. Sebelum tiba hari aku akan mencicipi bagaimana menjadi gila dalam beberapa jam dengan jamur itu, aku dan teman berdiskusi. Ada tiga orang. Bagus, Pecok dan Wira. Merekalah yang mengajakku untuk mencoba jamur gila ini. Aku hanya menganggung saja, sebenarnya ragu untuk mencoba. Ketakutanku muncul-jika saja pikiranku tak terkendali, apa yang akan terjadi. Efek dari jamur gila jika dalam suasana hati tenang akan menimbulkan kegilaan-tertawa tiada henti meskipun untuk hal yang sama sekali tak lucu. Sebaliknya, jika dalam suasana hati yang sedih sangat membahayakan, bisa menangis dan bahkan melukai diri sendiri. Ketakutanku muncul karena aku bingung dengan hatiku. Aku bisa tiba-tiba senang juga tiba-tiba sedih. Bahkan keceriaan yang aku perlihatkan pada duniapun itu hanya dusta semata untuk menyembunyikan luka, aku sedang mencoba berdamai dengan masalalu.

Hari berlalu. Disekolah kami selalu membicarakan tentang jamur. Tiada henti teman yang pernah mencoba menceritakan pengalamannya. Tawa sepanjang cerita selalu pecah. Aku tetap sama, ragu untuk mencobanya walaupun rasa penasaranku sangat besar dengan reaksi dari jamur gila itu. Apa benar ada tanaman/sayuran yang bisa membuat orang menjadi gila dalam beberapa jam? Ganjapun begitu penasaran aku dengan reaksinya. Ketakutanku mengalahkan rasa penasaranku. Tetap, hatiku mencegah untuk tidak mencobanya, meskipun sudah menjanjikan akan mengkonsumsi jamur itu bersama-sama, entah kapan.

Bel berbunyi, pertanda pelajaran hari ini sudah habis dan seluruh siswa boleh pulang ketempat tinggal masing-masing untuk melakukan aktivitas lain selain belajar yang sangat membosankan dan merusak otak-tiada henti belajar. Aku berjalan menuju kos yang tak terlalu jauh dari sekolah-dengan segudang pikiran dalam otakku. Sesampainya di kos, aku kaget melihat ketiga temanku telah lebih dulu sampai di kosanku dengan motornya. Mereka menungguku tepat didepan pintu kosku yang berada dilantai dua. Mereka menyapaku dan akupun begitu, sebagai formalitas remaja saat bertemu teman-kapanpun dimanapun. Tujuan mereka kekosku karena bosan tak ada yang mereka kerjakan. Ingin bermain di kos. Salah seorang dari mereka mengajak untuk menikmati jamur gila. Serempak semua setuju dengan usul itu. Mereka pulang sebentar-berganti pakaian. Sekitar setengah jam, pecok dan bagus menoleh kedalam kamar kosku yang pintunya terbuka bebas. Mereka berdua lebih dulu datang. Rumah mereka dan kosku tak begitu jauh. Rumah bagus dan pecok juga tak begitu jauh, karena itu mereka sering berangkat bersama jika pergi-pulang sekolah-bagaikan sepasang kekasih, hehe, lebay banget diriku.

Tibalah yang dinanti, Wira. Dia yang paling bersemangat. Tanpa menunggu waktu lama, kami berangkat menuju tempat yang menjual jamur ini. Tak begitu jauh dari kos, sekitar daerah kuta-kalau tak salah di sekitar pasar raya kuta. Sesampainya di warung itu, kami membeli dua gelas minuman fanta yang dicampur dengan jamur gila level strong­-­level tertinggi. Gelas menampung minuman itu berbahan dasar plastik, jadi kami bisa membawanya kemanapun tanpa harus minum ditempat. Kami bersepakat mengkonsumsinya di kosanku. Ini demi keselamatan kami semua, karena jika dikonsumsi segera, mungkin akan membahayakan. Misalnya-jika sudah fly; tertawa sendiri, menghina orang lain, dan hal bodoh lainnya tergantung suasana hati. Aku yang sangat penasaran membuat ketakutanku kalah saat memegang gelas minuman itu. Aku mencicipinya sepanjang jalan pulang. Kami hanya membeli dua, satu gelas untuk dua orang. Agar kegilaan ini tak berlangsung lama. Satu orang mendapatkan jatah setengah gelas. Jatahku telah habis saat motor itu sampai di gerbang kosanku.

Setelah mengkonsumsi jamur ini butuh waktu sekitar setengah jam untuk benar-benar hilang akal. Saat itu tentu aku tak langsung gila. Perlahan tapi pasti mulai terasa efeknya, mereka juga mengkonsumsinya di luar-parkiran kos. Kemudian masuk kedalam kamar kos. Mengunci kamar itu dari dalam, demi keselamatan. Bisa saja salah satu diantara kami keluar melarikan diri dan berbuat aneh diluar. Karena aku yang mengkonsumsi lebih dulu, pikiranku mulai hilang, gerah, merasa risih. Laptop kesayanganku saat itu aku jadikan bantal. Temanku yang masih sadar segera mengambil dan memindahkan ketempat yang aman. Aku masih sedikit sadar, kemudian memantikan smartphoneku. Sekali lagi, demi keselamatan diriku. Bisa saja aku berulah dengan smartphone itu. Menelpon orang lain, mengupdate hal buruk di social media, atau berbuat hal yang membuat orang lain panik.

Istimewanya dari jamur gila ini, memori kita tak terhapus sedikitpun saat pikiran menjadi gila. Seluruh kejadian mendetail sangat amat lekat dalam pikiran. Satu persatu temanku mulai gila sendiri. Marah-marah, merasa risih. Kemudian kami tertawa bersama. Membicarakan hal aneh. Menghina seorang teman yang menurut kami aneh. Menyalakan televisi sesaat. Menghina apa saja bentuk yang ditayangkan televisi sambil tertawa lepas. Tak ada yang lucu sebenarnya. Kami tetap tertawa dengan penuh tenaga. Wira memutar musik DJ dari handphone­-nya yang terhubung dengan sound system punyaku. Musik berbunyi kencang. Kepalaku pusing mendengarkannya, kemudian mematikan sound dengan langkah kaki gontai. Kemudian Wira menghidupkan lagi, kali ini aku abaikan. Badanku benar-benar tak bisa bergerak. Aku hanya berbaring di kasur. Perlahan aku membayangkan tubuhku menyatu dengan kasur-menjadi seperti makhluk di iklan molto. Aku sulit menggerakkan tanganku. Menatapnya sebentar, tiba-tiba tanganku berubah menjadi seperti tangan gurita. Jariku ada lobang-lobang tentakel seperti squidward. Aku benar-benar gila saat itu, mencoba mengabaikan. Tetap, tubuhku tak bisa digerakkan.

Teman-temanku tak henti mengoceh kemudian tertawa, akupun ikut tertawa dan mengoceh apapun, setiap ocehan menghasilkan tawa yang sangat pecah, padahal ocehan itu tak lucu sama sekali. Aku penasaran, melihat keluar jendela. Kaget, langit berwarna kemerahan, begitu sepi diluar. Aku seperti sedang berada di akhir zaman, benar-benar aku pikir kiamat atau perang dunia ketiga terjadi saat itu. Mengira hanya kami berempat saja yang berada di pulau bali. Tetap bersembunyi, tak berani keluar. Matahari seolah mendekat, cahayanya membuat silau. Tiba-tiba salah satu temanku bertubuh gendut menyeramkan-mirip kerbau muncul melintasi jendelaku. Ku ulangi melihatnya, ternyata hanya bayangan saja. Musik DJ tetap berbunyi sangat keras. Kucing jenis himalaya punya ku sedang menjilati bulunya seperti mengikuti irama musik, itu membuat perhatian kami tertuju pada kucing putih milikku, tertawa dengan lepas, menganggap kucing juga suka dengan musik DJ.

Banyak kegilaan lainnya, malam tiba. Perlahan satu persatu mulai sadar. Aku yang masih belum sadar begitu was-was dengan teman-temanku yang meminta kunci untuk membuka pintu. Mereka ingin segera pulang. Tetap saja aku menolak, mereka memaksa-sesekali mereka tak sadarkan diri. Detik-detik saat akan sadar memang begitu, kadang sadar, kadang tidak. Yang aku khawatirkan saat temanku membuka pintu kos, mungkin saja mereka langsung lompat dari lantai dua, atau ngebut dengan motornya, atau juga mengganggu orang dijalanan. Ketakutan itu yang muncul dalam otakku. Mereka yang terkadang sadar terkadang tidak tetap memaksa untuk pulang. Dengan terpaksa aku berikan kunci itu setelah mereka menemukan tempatku menyembunyikan kunci.

Aku yang masih belum sadar segera menghidupkan smartphone kemudian mengirimkan pesan pada seorang teman meminta bantuan. Benar-benar panik saat mereka pulang. Banyak cerita yang menarik saat kami hilang akal. Tak mungkin kejadian empat jam itu bisa diceritakan dalam satu postingan. Aku juga sedikit lupa dengan kejadian-kejadiannya. Sekitar setengah jam kemudian, dua orang temanku yang tadi balik lagi-mencoba memeriksa. Saat itu aku yang belum sadar full, mengabaikan mereka. Karena kecewa mereka tak mendengar omonganku untuk tidak pergi. Dalam hati mengucap syukur karena mereka baik-baik saja. Mereka segera pergi karena tak ada respon. Sesaat kemudian datanglah teman yang aku hubungi-meminta bantuan. Aku yang sudah sadar menceritakan banyak hal padanya kejadian malam itu.

Esok harinya. Kami berempat berkumpul kembali. Menceritakan kejadian gila yang terjadi sejak sore hingga malam hari. Kemudian tertawa lepas dalam kondisi sadar seratus persen. Berbagi cerita dengan teman sekelas yang belum merasakannya. Kami seperti membawa kisah drama yang begitu menarik, banyak teman yang menyimak cerita kami. Itulah pengalamanku yang benar-benar kehilangan akal sehat seratus persen dalam beberapa jam.

Mungkin saat ini jamur itu sudah resmi ilegal. Nah, untuk kalian lebih baik jangan mencoba jamur ini. Selain ini dilarang agama-apapun yang memabukkan haram, jamur ini jika dikonsumsi saat suasana tak mendukung bisa berakibat sangat fatal. Hilangkan rasa penasaranmu. Ingatlah Tuhanmu.



You Might Also Like

0 komentar

Silahkan berikan komentarmu

Powered by Blogger.