Jaga Jarak Dengan Rindu
17:07Rindu |
Jam istirahat kantor telah tiba. Di
waktu ini juga hati-ku sedikit terluka.
Yah, bagaimana tidak. Rindu, wanita
yang masih ada dalam relung hati-ku mendadak berkata ‘Ada baiknya kita jaga
jarak’. Aku tau mungkin tidak mendadak untuknya, dan aku yakin itu sudah
dipikirkannya dengan sangat matang tanpa bercanda.
Disela-sela waktu istirahat, aku
lewat di dekatnya, karena memang sejalan dengan arah yang aku tuju. Tapi
sekalian juga melihatnya, melihat kondisinya. Aku kangen betul dengan dirinya.
Sudah 4 hari tak berjumpa, dan juga tak berchatting ria dengannya. Tidak
chatting, karena demi menjaga hubungan berjalan baik antara dia dan kekasihnya.
Hari ini, dia memakai kerudung
berwarna pink magenta. Dipadukan dengan gamis putih diselingi bercak hitam yang
banyak sebagai coraknya. Cantik sekali. Tidak untuk hari ini. Bagiku, setiap
hari dia selalu cantik di mataku. Tau sendiri-lah, namanya juga lagi jatuh
cinta. Yang kata orang biasa akan terlihat luar biasa bagi mata yang sedang jatuh
cinta.
Ketika aku mendekatinya, dia
berkata. Pembahasannya serius tapi dibawa bercanda. Oh imutnya. Hehe.
“Kamu tau kan, aku pacaran dengan
mas-ku itu udah bisa dikatakan maksiat. Apalagi ditambah aku dekat dengan kamu.
Jadi, ada baiknya kita jaga jarak.” Singkatnya begitu-lah perkataan yang
dikatakan pada-ku.
Intinya, dia mencoba memperbaiki
dirinya semakin lebih baik tiap harinya. Karena sempat terdengar oleh
telinga-ku di awal ingin cerita. Rindu berkata tentang Ridho Allah.
Dan juga, dia sempat berkata. “Memang,
aku dan mas-ku belum pasti. Tapi, kami sedang berjalan menuju ke sana. Jadi,
baiknya kita lebih jaga jarak saja” Begitulah sekiranya maksud perkataannya.
Berjalan menuju ke sana maksudnya menuju hubungan yang lebih serius dan halal
tentunya.
Yah pokoknya, dalam pembahasan
siang itu. Di waktu istirahat dia ingin menjaga jarak dengan aku. Karena dia
tak mau menanggung dosa maksiat berlebih karena dekat dengan aku. Dan juga dia tak
ingin hubungan antara dia dan kekasihnya kini rusak. Ia ingin menjaga dengan
baik hubungan ini.
Entahlah, aku tak mengerti jalan
pikirannya. Aku mencoba menerima. Tapi satu hal dalam diri-ku mencoba
menolaknya. Tidak menerima. Entah hati nurani-ku atau mungkin akal sehat-ku.
Satu hal dalam diri-ku itu mengatakan
‘Ini tidak fair’
Ya, kalau dia mencoba jaga jarak
dengan-ku karena alasan mencoba menjadi lebih baik lagi. Tak masalah. Asal,
kekasihnya itu juga jaga jarak dengannya. Hubungan mereka-kan belum diresmikan
dengan akad pernikahan.
Satu hal dalam diri-ku akan
menerima permohonan Rindu tuk jaga jarak dengan-ku bila dia juga jaga jarak
dengan kekasihnya. Sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh ustadz-ustadz
muda zaman sekarang. Sampai khitbah atau pernikahan tiba, jaga jarak. Tidak saling
berkomunikasi (yang tak urgent) baik secara lisan maupun tulisan. Tidak saling
berduaan. Tidak saling berjabatan tangan. Tidak saling saling saling lah
pokoknya.
Tapi tak masalah-lah. AKu mencoba
tuk tetap menerima-nya. Toh kita semua adalah manusia yang sedang sama-sama
berhijrah kearah yang lebih baik. Mungkin hijrah secara bertahap. Perlahan. Dan
rasa tak terima dalam diri-ku ini akhirnya aku sadari bahwa ini hanya-lah rasa
cemburu dalam hati. Dan akal pikiran mencoba mencari sebuah alasan tuk tidak
menerima hal itu dengan teori-teori keebenaran seperti diatas tadi. Padahal, jika
Rindu tak menyuruh-ku begitu, toh teori-teori atau lebih tepatnya perintah yang
harus ditaati di atas tadi tak akan aku amali. Akan terus aku abaikan dan lebih
mementingkan kebahagiaan yang menipu qalbu.
Sekian dulu deh tulisan tentang
Rindu. Oh iya, tulisan di atas ini baru terjadi. Tidak seperti tulisan-tulisan
tentang Rindu sebelumnya yang aku tulis dari hari yang sudah berlalu cukup
lama. Kedepannya tulisan-ku tentang Rindu juga ada yang baru saja terjadi, dan
ada juga cerita yang telah lama berlalu yang coba aku tuliskan tuk merekam
kisah agar terabadikan.
Rindu, aku selalu mendukungmu. Dan aku
selalu berdoa kebahagiaan untuk-mu.
Dan terakhir. Aku akan selalu
menghormati keputusan-keputusanmu. Asal itu baik untuk-mu.
Lagi-lagi aku ucapkan terima kasih
tuk pengalaman cerita luka yang membuat aku merasakan bahagia yang tiada tara.
Setidaknya sampai aku menemukan seseorang yang kan menggantikan diri-mu di
hati-ku.
5.01 WIB / 4 Oktober 2016
@ Kantor, Bogor Kota Hujan
@ Kantor, Bogor Kota Hujan
0 komentar
Silahkan berikan komentarmu