Dua Tahun Adalah Waktu Yang Sebentar

Tepat dua tahun yang lalu, aku menyelesaikan study-ku di pulau dewata yang begitu didambakan banyak orang sebagai tempat tujuan untuk...


Tepat dua tahun yang lalu, aku menyelesaikan study-ku di pulau dewata yang begitu didambakan banyak orang sebagai tempat tujuan untuk berlibur. Aku menyelesaikan study menengah atasku disana. Selama tiga tahun lamanya. 

Tahun 2011, aku memijakkan kaki di pulau itu. Disitulah awal dari kenangan-kenangan yang akan tercipta. Entah kenangan yang akan membuatku bahagia, atau kenangan yang sangat amat menyedihkan hingga membuat sengsara. Aku pasrahkan saja kepada Tuhan sang pencipta. Tak ada ketakutan, aku dengan pasrah menerima kenangan yang akan terjadi nanti.

Tiga tahun lamanya aku merekam pemandangan dibeberapa tempat di pulau itu. Mulai dari pantai yang sangat dikenal oleh penjuru dunia, tetapi tak dirawat dengan baik, pantai kuta. Hingga pantai yang tak dikenal atau biasa kami disana menyebutnya hidden beach. Mungkin, sekarang hidden beach itu sudah tidak ada lagi, aatau makin sedikit karena telah ditemukan banyak orang, menjadi fenomenal dan dibeli oleh asing tuk dibangun penginapan (private beach). Biasanya seperti itu.

Tidak hanya merekam pantai, seluruh kota denpasar pun aku rekam dengan kedua mataku. Tol Laut Bali Mandara, Nusa Dua, Serangan, Jimbaran, Kuta, dan banyak tempat lain yang tak bisa kusebut semuanya telah kurekam dalam ingatanku. Beberapa ingatan tentang tempat yang pernah aku kunjungi telaah hilang dalam ingatan, mungkin karena memang bukan hal penting tuk dikenang.

Setelah bermukim disana selama tiga tahun tuk menyelesaikan study menengah atas, aku meninggalkan pulau itu dengan berat hati karena begitu banyak kenangan di pulau indah bernama Bali.

Dua tahun berlalu dengan sangat cepat, tidak terasa.

Sebuah kejadian unik memaksaku untuk kembali menginjakkan kaki di pulau itu. Padahal tak ada dalam niatanku untuk mengunjungi pulau itu dalam waktu dekat. Tapi bagaimana, memang rencana Tuhan tak bisa kita tebak. Apa yang telah diatur oleh Tuhan, kita tak bisa menolak, terima saja dengan pasrah dan mencari tau apa maksud Tuhan.

Kembali menginjakkan kaki disana membuatku bahagia. Meski tujuan utama kesana bukan untuk liburan, melainkan untuk mengurus sesuatu yang berpengaruh besar dengan penerimaan gaji bulananku, mengurus ATM yang bermasalah, kebetulan aku buka rekeningnya disana.

Menginjakkan kedua kaki-ku kembali di bandara Ngurah Rai membuat kenangan itu kembali hidup. Aroma pulau bali begitu terasa. Aroma asap dupa yang terbakar, aroma bunga-bunga yang disusun dengan perhitungan dalam keyakinan adat hindu yang diberi nama canang, dan aroma lainnya yang begitu khas dengan pulau bali kembali bangkit.

Kenangan dua tahun lalu itu seolah ada dimasa kini. Seolah aku tak pernah pergi kemana-mana dari pulau ini. Seolah aku masih bermukim di pulau yang indah ini.

Lima hari aku berada disana. 

Aku menyusuri banyak tempat diantaranya kuta, canggu, denpasar dan juga nusa dua.

Denpasar, tempat dimana aku menghabiskan banyak waktu selama tiga tahun hidup disana. Aku menyusuri ibu kota provinsi bali itu dengan perasaan yang campur aduk. Semua terlihat sama saja. Tidak ada yang berbeda.

Jalanannya, bangunannya, dan orang-orangnya. Tetap sama seperti biasanya. Tetap sama seperti dua tahun yang lalu ketika aku masih di pulau itu.

Tidak ada perubahan besar yang terjadi untuk pandangan mata.

Aku berharap, pulau ini semakin baik.

Ternyata, malah semakin buruk saja. Cuacanya semakin panas saja. Dalam kamarpun bisa membuat gerah. Harus menyalakan mesin pendingin agar bisa tidur dengan nyenyak disiang hari.

Menyusuri kuta dan nusa dua, juga tidak ada bedanya, masih sama seperti biasanya. Tidak ada yang berubah, masih sama seperti biasanya.

Setelah mengunjungi pulau itu, aku menyadari, dua tahun adalah waktu yang sangat sebentar. 

Butuh waktu yang lebih lama lagi bagiku agar bisa menikmati bali yang berbeda dari dua tahun yang lalu. Mungkin sepuluh atau dua puluh tahun kedepan. Di masa itu, mungkin saja bali telah berkembang dan sangat berbeda. Dan akupun bisa mengeluhkan dalam tulisanku, bahwa bali telah berubah, tidak sama seperti biasanya. 

Aku berharap, bali berubah menjadi lebih baik dan indah. Agar ketika aku mengunjungi pulau itu lagi, aku membuat tulisan yang baik dari apa yang kulihat di pulau itu, sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Agar aku membuat tulisan puji-pujian tentang pulau itu. Bali berubah dan berbeda, menjadi lebih indah, aku suka.

Sekian catatan manusia bodoh, tempat dimana aku menceritakan apa yang terjadi dalam hidupku dan apa yang ada ddalam pemikiranku. Semoga bisa aku curahkan semua yang ada dalam pikiranku menjadi tulisan seperti tulisan ini.

You Might Also Like

0 komentar

Powered by Blogger.