Turunlah Jokowi!
19:08Saat saya masih SMP, saya mempunyai seorang teman yang begitu aktif, sebut saja namanya Jokowi, biar keren. Jokowi begitu suka dengan tantangan-tantangan, apa yang menurutnya menarik, pasti akan di kejarnya sampai dapat, walaupun setelah mendapatkan itu dia tak tau mau diapakan apa yang telah didapatnya.
Waktu itu, saya dan teman-teman merencanakan untuk bersepeda bersama dan menempuh jarak yang jauh sampai kelapangan merdeka, sebenarnya jarak sekolah kelapangan merdeka tidak terlalu jauh, tapi sangat berasa sekali letihnya jika menempuh dengan bersepeda.
Keesokan harinya saat pulang sekolah saya memulai perjalanan kelapangan merdeka dengan beberapa teman, diantaranya Jokowi juga ikut dengan menggunakan sepeda yang ia beli dengan uang hasil main jula-jula (seperti arisan), kami melaju bersama, belum sampai setengah perjalanan kami memutuskan untuk mampir di PDAM Tirtanadi, tujuannya ialah untuk mengisi botol minuman kami yang kosong, berjaga-jaga siapa tau haus dijalan.
Sebelum menuju lapangan merdeka, kami sedikit mengubah tujuan awal, beberapa teman mengusul agar perjalanan ini mengunjungi bandara polonia terlebih dahulu, karena banyak yang setuju, mau tak mau yang tidak setuju harus mengikuti keputusan yang paling banyak dipilih. Sesampainya dilingkungan bandara polonia, kami menghentikan laju sepeda, sebenarnya tak sampai dalam lingkungan, hanya disekitarnya saja, sebelum pintu masuk bandara, kami berteduh ditaman, Jokowi mengatakan bahwa disini ada bunglon terbang, dari ekspersi wajahnya saat memberitahu kami ia seperti mengajak untuk berburu bunglon terbang ini, Jokowi teman saya yang aktif ini seolah-olah tak punya lelah lagi, dia berburu sendiri sedangkan teman lain duduk ditaman kecil ditengah jalan sambi menyaksikan aksi Jokowi yang menaiki pohon sampai hampir puncak, pohon ditaman itu ialah pohon pinang, jadi tak ada ranting untuk tempat berpijak.
Jokowi begitu semangat memburu bunglon terbang, ia sudah memanjat sangat tinggi (saat SMP kita semua bogel, jadi pohon itu terlihat tinggi saat itu), saya dan teman-teman lain khawatir, karena pohon itu tak memiliki ranting untuk berpijak, hampir semua teman meneriaki Jokowi untuk segera turun dari pohon pinang itu, namun Jokowi tak mendengarkan, sayapun ikut berteriak dengan mengatakan "Jokowi, turunn!! Turunlah Jokowi!" saya meneriaki kata itu dengan keras, namun apa daya, memang beginilah sifat teman kami Jokowi, dia tak mau mendengar perkataan teman-temannya, tetap saja cuek dan fokus dengan tujuannya, padahal amat bahaya situasinya kala itu.
Dan kejadian yang tak diharapkanpun terjadi pada Jokowi, kaki Jokowi yang mengeluarkan keringat membuat pijakan kakinya pada batang pinang yang lurus itu menjadi longgar dan terus longgar, hingga akhirnya Jokowi terjatuh ketanah karena tak mampu menahan pijakannya lagi pada batang pinang itu, Jokowi terjatuh dengan punggung yang menyentuh tanah terlebih dahulu, ia mengerang kesakitan namun tak lagi bersuara, kami takut terjadi hal yang buruk pada jokowi, ternyata matanya masih terbuka dan bergerak-gerak, tapi mulutnya tak bisa mengeluarkan kata-kata, mungkin karena kaget saat jatuh, inilah akibatnya, sudah diperingatkan untuk turun, tapi tak pernah mau mendengarkan perkataan orang lain, jadi begini deh akhirnya, untung saja Jokowi terjatuh ditanah, andaikan dia terjatuh di lantai semen, mungkin lebih parah rasa sakitnya.
Beruntung saja Jokowi saat itu mampu bangkit lagi setelah beberapa menit terdiam, dia memohon pada kami untuk beristirahat lebih lama ditaman kecil yanga da dibandara itu, kemudian melanjutkan perjalanan kelapangan merdeka, sepanjang perjalanan ia tak banyak bicara, hanya saja saat kami berinteraksi padanyalah baru dia merespon, sungguh kasihan teman kami Jokowi, ia terjatuh seperti apa yang telah kami khawatirkan, tapi karena dia tak mengindahkan kekhawatiran kami padanya itu, iapun terjatuh, untungnya tidak parah, andaikan tulangnya patah, bisa repot, orang tuanya bisa marah sama saya dan teman-teman.
Pernah juga tidak mengalami hal seperti ini, kita sudah mengatakan sesuatu demi kebaikan seseorang, namun orang itu tak mengindahkan perkataan kita? tentunya pernah kan? untuk itulah jika saja ada teman atau orang lain yang memberikan saran atau nasehat yang baik itu harus didengar, jangan melawan hanya demi mencapai tujuan yang tidak berguna.
Kejadian ini benar adanya, tapi nama teman yang saya ceritakan bukanlah nama aslinya, saya menggunakan nama samaran agar dia tidak merasa malu atau tersinggung dengan tulisan ini.
0 komentar
Silahkan berikan komentarmu