Hidup Lebih Buruk dari Kecoa
19:24
Diantara kita, siapa yang menginginkan hidupnya seperti
kecoa? Melihat bentuknya saja begitu menjijikkan, apalagi kehidupannya yang
selalu berada dalam got dan tempat yang busuk? Mungkinkah ada hidup manusia
yang sama menjijikkannya dengan seekor kecoa?
Saya begitu penasaran, sehingga pemikiran yang menurut saya
tak penting itu mendapatkan sebuah inspirasi untuk menulis tulisan ini,
seandainya saja kita tau apa yang ada dalam pikiran si kecoa tentang manusia,
pastinya mereka akan mengatakan bahwa ada manusia yang lebih buruk darinya.
Saya begitu yakin pasti ada manusia yang lebih buruk dari
seekor kecoa, saya mengatakan seperti itu bukan karena saya lebih baik, hidup
manusia yang lebih buruk dari kecoa bukanlah orang miskin, bukanlah mereka yang
hidup dan tinggal dijalanan, bukan juga orang kampung pedalaman yang hidup
tanpa penerangan sedikitpun.
Bagi saya manusia yang hidupnya lebih buruk dari kecoa
adalah mereka yang menikmati kebebasan hidupnya, manusia yang selalu mencari
kesenangan dalam hidupnya tanpa peduli dengan orang lain, tanpa peduli apakah
itu baik untuk hidupnya, tanpa peduli untuk mencari arti hidup yang sebenarnya,
mereka adalah manusia malam, manusia yang ingin dihibur karena kepenatan dalam
dunia kerja, ingin dihibur karena memiliki masalah yang amat sulit, ingin
dihibur karena begitu pusing dengan hidupnya.
Bukankah persis dengan kecoa? Begitu senang keluar malam,
lebih senang berada ditempat kotor. Bagiku tempat hiburan malam itu adalah
tempat yang sangat kotor, meskipun aku merasa ingin bergabung kedalam tempat
itu, tapi aku coba menahan untuk mengunjungi tempat-tempat rendahan seperti
itu, dimana isinya adalah orang yang ingin mencari hiburan dan kesenangan
dengan cara yang salah, mereka menikmati minuman-minuman yang dapat merusak
tubuh dalam jangka panjang, tak jarang juga disana banyak sekali yang menikmati
obat-obat terlarang, walaupun tempat itu lebih sering dipakai untuk
bertransaksi obat terlarang itu. Manusia didalamnya sibuk memburu manusia
lainnya hanya untuk mengikuti hawa nafsunya, padahal kenikmatan itu hanyalah
sementara dan akan hilang, tapi dosa karena melakukan hal itu akan tetap
melekat sampai hari dimana semuanya akan diminta pertanggungjawaban atas
prilaku kita didunia tiba.
Bukankah lebih buruk dari kecoa, mereka keluar malam,
menikmati minuman kotor, dan ingin memuaskan nafsunya, begitu menjijikkannya
manusia-manusia seperti ini.
Saya tidak ingin menjadi orang yang munafik, disisi lain
saya amat begitu iri dengan mereka yang bisa menghaburkan uangnya ketempat
kotor itu, menikmati minuman yang membuat kita terbang, dan memuaskan nafsu
duniawi. Jika saya hanya memikirkan duniawi, tentunya saya akan menjadi
bajingan, tapi beruntungnya saya selalu mengingat bahwa kehidupan duniawi ini
tidak abadi, kehidupan yang kekal ialah di kehidupan selanjutnya, manusia hidup
didunia ini hanya untuk diuji, karena itu banyak larangan-larangan yang
diberikan oleh Pencipta. Dan saya sangat yakin sekali bahwa dikehidupan
selanjutnya adalah kehidupan yang abadi, lebih indah, dan tentunya kita akan
diberi kebebasan dengan kenikmatan yang tiada habisnya.
Bagaikan orang yang sedang mengikuti Ujian Nasional,
sebelumnya sibuk belajar agar bisa menjawab semua masalah yang diberikan oleh
pembuat soal, namun setelah Ujian berakhir, kita akan terbebas, beberapa orang
akan memberi kita hadiah atau minimal ucapan selamat jika kita berhasil lulus
dari ujian itu, apalagi jika kita menjadi juara dalam Ujian, tentunya ada orang
yang sangat senang, bahkan kita akan diberikan bonus-bonus seperti beasiswa dan
hadiah besar lainnya.
Bukankah kita semua bisa mengambil banyak pelajaran dari
setiap kejadian dibumi ini? Semoga kita semua termasuk dalam golongan
orang-orang yang berakal, selalu mengambil pelajaran dari setiap kejadian.
Tulisan ini saya buat bukan saya merasa lebih baik, tapi
hanya saja dengan menulis seperti ini, saya begitu lancar dalam mengetik kata
demi kata, semoga tulisan yang tidak begitu bagus ini bisa memberikan manfaat
untuk beberapa manusia, andai saja bisa berguna bagi kehidupan yang membaca
tulisan ini, saya begitu senang.
Hiduplah dengan tujuan akhirat, dunia hanya ajang Ujian Alam
Semesta, levelnya jauh lebih tinggi dari Ujian Nasional yang diadakan
pemerintah Indonesia. Jangan jadikan hidup kita lebih buruk dari kecoa.
0 komentar
Silahkan berikan komentarmu