Skenario Cinta-Ku
20:33Skenario Cinta |
Berkali-kali aku salah mencintai. Entah kenapa hati, suka
sekali mencintai seseorang yang tak mencintai dirinya. Mengapa hati? Apakah kau
senang tersakiti seperti ini? Apakah kau tak letih dengan rasa sakit ini?
Semakin mencinta, semakin perih rasa sakitnya.
Di atas tadi hanya sedikit intro saja...
Sedikit curahan isi hati...
Yang perlu di ungkapkan agar lega...
Sedikit curahan isi hati...
Yang perlu di ungkapkan agar lega...
Beruntungnya aku, diberikan imajinasi liar tanpa batas. Aku
bisa membayangkan apapun yang aku mau dan aku bisa membayangkan apa yang orang
lain tak bisa bayangkan. Tapi, untuk menuangkan imajinasi ke dalam tulisan, aku
belum tau apakah bisa. Karena biasanya, ada yang bisa dituangkan, ada juga yang
hanya imajinasi dalam kepala dan sulit sekali menuangkannya dalam tulisan-ku
yang sederhana.
Untuk cerita cinta, aku punya imajinasi tersendiri. Bahkan
aku ingin membuat sebuah skenario untuk perjalanan kisah cinta-ku. Aku akan
ciptakan adegan-adegan yang akan membahagiakan pasangan hidup-ku nanti. Entah
siapa orangnya, yang penting adalah aku akan menyiapkan adegan demi adegan itu
dengan baik dalam skenario dan dalam peranan-ku nantinya jika seseorang itu
telah ada bersama-ku.
Tidak hanya adegan yang akan membahagiakan pasangan hidup-ku.
Aku juga akan membuat beberapa skenario bagaimana cara aku dan pasangan
hidup-ku tetap bertahan dengan cinta yang kiranya semakin lama umurnya mungkin
bisa jadi kadaluarsa. Bagaimana cara merawat cinta yang sudah dibangun dengan
senang hati atau juga ada beberapa masalah dalam proses pembangunan istana
cinta itu.
Memang gila! Aku, ketika aku mencintai seorang wanita, aku
langsung terbang ke masa depan. Tapi sebelumnya aku yakinkan dulu diri-ku.
Apakah wanita itu benar-benar aku cinta? Ataukah hanya sebatas rasa kagum
semata pada satu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Aku membayangkan. Begini.
Tidak lama belakangan ini, aku mencintai seorang wanita.
Latar belakangnya ialah fashion designer. Aku bertemu dengannya di tempat kerja.
Saat itu, dia menjadi junior di kantor-ku. Meski usianya lebih tua dari-ku,
entah kenapa aku tertarik padanya. Beda usia kami 6 tahunan.
Awal bertemu, aku sudah naksir padanya. Sepertinya, wanita
ini unik dan lucu juga. Aura kenyamanan langsung terpancar dan aku bisa
merasakannya. Dia lucu kekanak-kanakan dan sekaligus punya sisi ke ibu-an.
Lelaki mana yang tak nyaman dengan wanita seperti itu? Eh, kau tak nyaman
dengan yang seperti itu? Oh, bisa jadi ini hanya karena selera-ku saja sih, bukan selera lelaki pada
umumnya.
Singkatnya, wanita itu mulai bekerja. Dan aku sedikit bahagia
mendengar kabar bahwa wanita itu berstatus Single.
Tapi, aku masih perlu waktu beberapa hati tuk meyakinkan diri-ku. Apakah ini
cinta, atau hanya rasa kagum semata.
Perlu diketahui, dalam hati-ku saat itu, sebenarnya masih ada
seorang wanita yang sudah aku cintai ketika aku masih duduk di bangku SMA.
Annisa Ayu Anindhya namanya. Kisah cinta bersama Annisa mungkin bagi sebagian
orang tak terlalu spesial, tapi entah mengapa aku sulit melupakannya. Sejak
duduk di bangku kelas 2 SMA aku sudah mulai suka padanya. Hingga, tahun 2016
ini masih saja ada rasa padanya.
Perlahan, fokus pada Annisa yang selalu aku rindukan, malah
teralihkan dengan satu wanita. Kami mulai berbaur menjadi satu. Antara karyawan
lama dan baru. Semakin lama semakin akrab. Orang-orang yang bekerja di bagian
kreatif emang harus lebih gampang akrab dan menghindari saling sikut antar tim.
Mungkin di luaran ada yang saling sikut. Tapi Alhamdulillah sekali, di tempat
aku bekerja tak ada yang seperti itu. Dan semoga memang tak akan ada yang
seperti itu.
Datangnya wanita itu, langsung mengalihkan pandanganku.
Beberapa kali aku sempat menaksir wanita lain karena aku
merasa harus melupakan Annisa. Ini sudah dua tahun berlalu. Aku harus bangkit
dari jerat kenangan masa lalu. Tapi sayangnya, itu bukan cinta yang
sesungguhnya. Itu hanyalah sebatas rasa kagum semata pada makhluk cantik
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, cuma suka dari jauh saja, ketika berbaur aku
merasa tak ada kecocokan dan tak merasa nyaman.
Tapi, wanita itu. Wanita baru yang hadir menjadi warna baru
di kantor-ku. Berhasil mengalihkan pandanganku. Ketika aku fokus beberapa
minggu memikirkan, memastikan dan membuktikan apakah ini rasa cinta yang
sebenarnya ataukah hanya kekaguman semata, sambil membayangkan masa depan aku
dan dia bagaimana nantinya. Apakah bisa cocok atau tidak. Dan aku merasa
percaya diri, mengambil kesimpulan, COCOK!.
Dari pembuktian-ku bahwa ini adalah rasa cinta yang
sebenarnya. Aku mulai merangkai skenario yang akan aku mainkan dalam cerita
hidupku nanti bersamanya. Aku mulai merancang adegan-adegan dan apa yang akan
kami lakukan ketika kami berumah tangga. Misalnya, karena latar belakangnya
adalah fashion designer dan aku digital marketing yang insyaallah menguasai sebagian
pasar muslim, aku merancang skenario tuk membangun bisnis bersamanya. Dia
sebagai designer pakaian muslim dan aku yang akan mempublikasikannya ke publik
agar publik membeli. Aku bikin strategi pemasaran online, aku branding dengan
sebaik-baiknya. Dan kami berdua bagi-bagi tugas melayani pembeli via chat.
Itu satu dari sekian banyak skenario yang aku buat bila aku
jatuh cinta pada seorang wanita yang telah dibuktikan keabsahaannya. Intinya
sih bukan rasa kagum semata. Semua perlu dibuktikan. Karena, pria memang
begitu. Kadang suka dengan seorang wanita sebetulnya bukan cinta, hanya rasa
kagum semata, naksir saja. Selebihnya, tak mau diseriusin karena memang tak ada
bayangan kesana. Hanya sebatas rasa suka yang bisa hilang kapan saja.
Aku punya banyak skenario yang akan dimainkan berdua dengan
kekasih-ku nanti. Bagaimana kami hidup dan merealisasikan apa yang telah kami
rencanakan. Pencapaian yang harus kami capai tiap tahunnya.
Banyak pokoknya. Tak mungkin bisa aku tuliskan dalam satu postingan
ini.
Dan aku juga bingung ke mana arah tulisan ini.
Informasi terupdate (buat yang kepo), kemungkinan aku tak
akan jadi hidup bersama wanita di atas. Karena dia telah membuat keputusan tuk
bersama pria lain. Memang, dia ternyata sudah punya seseorang di hatinya. Aku
hanya terlambat mengungkapkannya. Ga tau juga sih kalau ga terlambat apakah aku
bisa mendapatkan hatinya. Apakah hatinya bisa tertaut dengan hati-ku. Yang
jelas, sampai saat ini, aku dan dia tetal menjalin hubungan baik. Kita sudah bicara
berdua bagaimana ke depannya kita menjalani hidup. Aku akan menghormati
keputusannya dan dia akan menghargai perasaan-ku padanya.
1 komentar
HEMM.. Memang resiko dari mencintai adalah tersakiti dan resiko untuk dicintai adalah menyakiti. Jodoh memang perlu dicari namun sejauh apapun ia kalau ia memang jodohmu pasti Allah akan dekatkan dia untukmu bang hehe... Semangatt!!
ReplyDeleteSilahkan berikan komentarmu